Perlahan saya mulai menikmati menjadi anggota Paskibra. Kegiatan latihan baris-berbaris maupun latihan fisik saya ikuti secara rutin. Bahkan setiap hukuman fisik akibat kesalahan saat menjalankan tugas pun saya terima.
Meski saya tidak terlalu akrab dengan senior lainnya, saya cukup menikmati kebersamaan dengan teman-teman seangkatan. Hingga di tahun berikutnya, status kami naik menjadi senior untuk menyambut anggota-anggota baru.
Suka-Duka dan Manfaat Menjadi Anggota Paskibra
Kalau ditanya, lebih banyak suka atau duka saat menjadi anggota Paskibra? Dengan mantap saya akan menjawab 50:50.
Saat itu boleh dikatakan saya masih 'lembek', tapi setiap minggu saya harus latihan fisik di bawah terik matahari (sampai kulit saya jadi gosong dan belang-belang) dan menerima bentakkan-bentakkan senior.Â
Terkadang beberapa teman ada yang 'egois' sehingga saya terpaksa harus ikut menanggung hukuman. Ibaratnya, yang salah siapa yang dihukum siapa. Pokoknya annoying deh.
Tapi semua itu rasanya cukup sebanding dengan rasa bangga saat berhasil melaksanakan upacara bendera dengan sempurna, ketika hitungan mengerek tali bendera dan lagu Indonesia Raya sinkron, pandangan kagum dari siswa-siswi lain dan guru-guru saat barisan Paskibra berjalan dengan kompak, atau ucapan selamat ketika tim kami berhasil mengharumkan nama sekolah setelah memenangkan lomba PBB antar-sekolah.
Selama dua tahun aktif secara penuh dalam tim Paskibra sekolah (untungnya di tahun ketiga, kami tidak diperbolehkan oleh guru untuk terlalu aktif dalam kegiatan ekskul karena harus fokus pada persiapan ujian kelulusan), berikut beberapa manfaat yang saya dapatkan:
Melatih Kekuatan Fisik
Kurang lebih sama dengan kegiatan ekskul tim pencinta alam, di Paskibra saya memperoleh latihan fisik yang keras secara rutin. Sebelumnya, saya termasuk anak yang mudah sakit.Â
Kecapean sedikit demam, kedinginan atau kepanasan sedikit langsung mimisan, terlalu lama berdiri di bawah terik matahari langsung pusing (bahkan pernah sampai pingsan). Pokoknya lemah deh.