Tapi tetap saja dalam bekerja profesionalitas harus selalu diusahakan, bukan? Saya pernah iseng-iseng googling mencari tips dan trik yang bisa saya tiru jika menghadapi situasi seperti ini, tapi saya tidak menemukan jawaban yang memuaskan. Alhasil saya hanya bisa mengamati situasi dan tukar pikiran dengan rekan kerja yang bisa saya percaya.
Menurut saya ada tiga sikap yang bisa kita ambil dalam memposisikan diri ketika terjebak di antara konflik para atasan:
1. Berusaha bersikap netral
Ingat, yang berkonflik adalah atasan-atasan kita. Baik itu konflik terkait pekerjaan maupun pribadi. Sangat wajar bila dalam hati kita memihak salah satu dari mereka, tapi sebaiknya usahakan tidak (terlihat) memihak siapapun.
Apa yang sering terjadi jika kita memihak salah satu dari mereka, kita cenderung mengabaikan SOP tertentu. Misal melewati atau mengabaikan hal-hal yang seharusnya kita koordinasikan dengan personil atau pimpinan tertentu. Jadi usahakan kita tetap menjalani pekerjaan kita sesuai SOP yang ada.
Saya yakin betul mereka yang berkonflik, menyadari bahwa para bawahannya aware dengan konflik yang terjadi, meskipun mereka tidak menceritakannya pada kita secara langsung.
Apabila salah satu dari mereka mengetahui ke mana kita memihak, justru akan membuat posisi kita semakin tidak nyaman dan mungkin tidak aman. Maksudnya gimana tuh?
Tentu kita tidak tahu ke mana politik kantor mengarah. Tidak menutup kemungkinan justru atasan kita yang tersingkir. Dan pada saat itu terjadi, bisa saja posisi kita jadi berbahaya karena orang lain tahu ke mana kita memihak. Males banget kan kalau kita ikut terseret konflik yang sebenarnya kita pun tidak terlibat di dalamnya?
2. Jangan jadi "kompor"
Beberapa atasan mungkin ada yang curcol kepada bawahannya mengenai konflik yang terjadi, baik secara sengaja maupun tidak.Â
Satu hal yang perlu kita ingat adalah jangan jadi "kompor", tapi berkomentarlah dengan wajar dan jika memang diperlukan.