"Duh gimana ya, sebenernya gue mau nolak permintaan dia. Tapi dia udah sering bantuin gue minjemin uang kalau orangtua gue telat ngirim uang bulanan. Kan gue jadi nggak enak".
Seseorang bisa merasa 'nggak enakan' karena ia punya utang budi tertentu pada orang lain. Ia merasa harus balas budi dan mengorbankan keinginan dirinya yang sebenarnya.
Kepribadian seseorang
"Yah gimana ya, gue males ribut-ribut. Jadi gue terima aja ajakannya. Padahal gue lagi capek banget karena seminggu ini lembur terus".
Mungkin tidak bisa digeneralisir juga, tapi sebagian orang terutama yang memiliki tipe kepribadian plegmatis dan/atau melankolis lebih sering merasa 'nggak enakan'.
Dan kalau saya pikir-pikir lagi, sebenarnya membiasakan budaya 'nggak enakan' ini bisa merugikan diri sendiri. Apa saja itu?
Bisa dimanfaatkan orang lain
Orang yang suka merasa 'nggak enakan', cenderung menerima dan meng-iyakan apa yang dikatakan dan diminta orang lain, alias gak bisa nolak. Tanpa sadar, hal ini bisa membuat dirinya dimanfaatkan orang lain untuk kepentingan tertentu yang bisa jadi akan merugikan dirinya.
Sulit bersikap Asertif
Asertif kira-kira berarti kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berkomunikasi dengan cara yang tegas, namun tetap menghormati orang lain. Selain itu, orang yang asertif juga sadar dengan konsekuensi dari perasaan, pemikiran, dan penolakan yang disampaikan, sehingga mereka tahu apa dan mana saja yang bisa diterima atau ditolak.
Orang yang suka merasa 'nggak enakan' cenderung mengikuti pendapat orang lain dan kesulitan untuk straight to the point, sehingga susah menjadi dirinya sendiri. Tidak berani mengungkapkan isi pikiran dan hatinya dengan tegas karena terlalu khawatir seperti yang sudah saya singgung di atas.