Jadi setelah membaca kembali seluruh jurnal harian saya, ternyata ada begitu banyak perubahan tren yang sudah saya alami sebagai generasi 90-an. Mulai dari tren koleksi kertas binder dan stiker warna-warni hingga koleksi perangko. Mulai dari hobi main karet dan bola bekel, gamebot, Tamagotchi, sampai main game di komputer.Â
Mulai dari merekam lagu-lagu di radio dengan kaset bekas, mendengarkan lagu lewat walkman, discman, sampai MP3 dan Ipod. Mulai dari nonton dengan televisi yang "berkonde" di rumah tetangga, sampai punya televisi LED layar datar. Mulai dari hobi nonton film telenovela, film India, hingga drama Korea.Â
Mulai dari mengumpulkan koin untuk antre di telepon umum, wartel (warung telepon), punya telepon rumah sendiri, hingga punya handphone sendiri. Mulai dari pakai handphone yang berukuran tebal dan berat dengan ringtone monophonic/polyphonic, sampai pakai smartphone yang tipis dengan teknologi touchscreen.Â
Mulai dari pakai disket Dos di komputer yang besar dan "berkonde" sampai pakai USB dan memory card di laptop super tipis. Mulai dari chatting "ASL PLS" di mIRC, Friendster, Facebook, Twitter, BBM, hingga WhatsApp, Line dan Instagram. Dan pastinya, saya juga mengalami beberapa kali perubahan mata uang Rupiah. Luar biasa ya?
Entah perubahan tren apa lagi yang akan saya alami di masa depan. Tapi pastinya saya akan mencatatnya di jurnal harian saya. Meski saya bukan orang terkenal yang biografinya dibaca banyak orang, mungkin suatu saat keturunan saya akan mengenal saya lewat foto-foto dan jurnal harian yang saya kumpulkan? Siapa tahu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H