Sistem Kekebalan Bawaan berfungsi untuk menghalangi masuknya penyakit, tapi tidak secara spesifik. Oleh sebab itu disebut juga Sistem Kekebalan Non-spesifik.Â
Benda asing yang masuk ke dalam tubuh, akan melewati pertahanan lapis pertama lebih dulu. Contohnya kulit/membran mukosa, kelenjar keringat yang mengeluarkan zat kimia yang bersifat bakterisid (membunuh bakteri), rambut pada lubang hidung hidung, dan flora normal.Â
Yang termasuk dalam sistem kekebalan non-spesifik misalnya reaksi inflamasi/radang (sel/jaringan yang rusak oleh mikroba akan mengirimkan sinyal berupa pelepasan senyawa kimia histamin yang menyebabkan radang), protein Interferon yang dikeluarkan oleh sel yang terinfeksi virus untuk mengganggu replikasi virus, Natural Killer Cell (Sel NK).
Sistem Kekebalan Adaptif
Sistem Kekebalan Adaptif akan menghasilkan pertahanan yang spesifik ketika ada benda asing (misal virus/bakteri) yang masuk ke dalam tubuh, dengan cara menghasilkan antibodi yang spesifik untuk melawan antigen tertentu yang dimiliki oleh virus/bakteri tersebut.
Karena sistem kekebalan ini memiliki kemampuan mengenali antigen tertentu, konsep inilah yang diaplikasikan pada imunisasi/vaksinasi, yakni dengan memasukkan bakteri/virus yang dilemahkan untuk merangsang tubuh menghasilkan antibodi yang dapat mengenali dan melawan antigen dari vaksin tersebut. Sel yang berperan dalam proses ini adalah Leukosit jenis Limfosit (T & B).
OBA untuk Memelihara Daya Tahan Tubuh
Keamanan dan khasiat suatu Obat Bahan Alam (OBA) dibuktikan dengan Data Empiris dan Data Ilmiah. Data Empiris diperoleh dari penggunaan secara turun-temurun oleh masyarakat (misal dari orangtua, kakek-nenek).Â
Sedangkan Data Ilmiah diperoleh dari hasil Uji Pre-Klinik yaitu uji in-vitro (skala laboratorium) dan in-vivo (menggunakan hewan coba), dan Uji Klinik (uji ke sukarelawan manusia).
Dan berdasarkan pembuktian tersebut, Obat Bahan Alam di Indonesia dibagi menjadi tiga yakni, Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Untuk mengetahui apa perbedaannya, silakan baca di sini.
Untuk dapat dinyatakan berkhasiat sebagai immunomodulator (meningkatkan daya tahan tubuh), suatu Obat Bahan Alam selain harus memiliki Data Empiris, tentunya juga harus memiliki Data Ilmiah sebagai pendukung. Tapi kalaupun hanya memiliki Data Empiris, OBA tersebut tetap dapat digunakan untuk membantu memelihara daya tahan tubuh.