Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dear Mahasiswa Farmasi, Ingat Kegiatan Akademik dan Non-akademik Sama Pentingnya

1 Juli 2020   07:00 Diperbarui: 1 Juli 2020   08:41 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah pada artikel sebelumnya (baca di sini dan di sini) saya membahas tentang apa saja yang harus dimiliki mahasiswa farmasi untuk bisa bertahan hingga akhir, artikel saya kali ini masih seputar dunia perkuliahan farmasi.

Well, gak farmasi-farmasi amat sih sebetulnya. Cuma berhubung background saya adalah farmasi, jadi isinya akan lebih dikaitkan dengan perkuliahan farmasi.

Meski demikian, tulisan ini pada dasarnya bisa disimak oleh mahasiswa dari jurusan manapun kok. Siapa tahu bermanfaat.

Jadi, berangkat dari beberapa DM Instagram yang ditujukan kepada saya (lagi) tentang penting atau tidaknya memiliki kegiatan non-akademik bagi mahasiswa farmasi, maka saya akan coba menguraikan pendapat dan pengalaman saya soal ini. Duh, semoga pembaca sekalian tidak bosan, ya!

Mungkin pembaca sekalian sudah pernah mendengar dari sebagian orang, bahwa saat menjadi mahasiswa farmasi, itu berarti kamu harus siap memiliki waktu luang yang sangat minimal. Nah loh!

Saat semester 1-2 mungkin jadwal perkuliahan akan berjalan biasa-biasa saja. Tapi begitu memasuki semester 3, biasanya mahasiswa akan mulai menghadapi wajah dunia perkuliahan farmasi yang sesungguhnya! Duh kok nyeremin ya kesannya? Tenang.. gak serem-serem amat kok. Seru malah.

Kesibukan Mahasiswa Farmasi
Biasanya begitu mahasiswa memasuki semester 3, mereka akan mulai menghadapi kuliah teori maupun praktikum khas farmasi. Misalnya teori anatomi dan fisiologi manusia, praktikum mikrobiologi, kimia organik, farmakognosi dan lain sebagainya. 

Oh ya, perlu diketahui bahwa durasi SKS (Satuan Kredit Semester) teori dan praktikum itu biasanya berbeda. Satu SKS teori biasanya berdurasi 45 menit, sedangkan 1 SKS praktikum biasanya berdurasi 3 jam. Tapi pembagian durasi ini mungkin berbeda di setiap kampus ya.

Semakin ke atas, jumlah praktikum akan semakin banyak dengan durasi waktu yang semakin panjang. Rata-rata jumlah SKS praktikum minimal 2 alias berdurasi 6 jam.

Lama banget? Jangan khawatir, begitu kamu mengalaminya langsung, 6 jam ini akan jadi tidak terasa atau bahkan mungkin terasa kurang!

Contoh praktikum yang paling banyak memakan waktu hingga terasa kurang itu adalah praktikum Analisa Obat, Fitokimia dan Formulasi Steril.

Dalam praktikum-praktikum jenis ini, kita harus dengan sangat pintar membagi dan mempergunakan waktu seefisien mungkin supaya bisa selesai tepat waktu. Mulai dari penyiapan alat dan bahan, pembuatan reagent (larutan pereaksi), pelaksanaan prosedur, hingga pengumpulan data.

Nah biasanya sih, mahasiswa farmasi itu happy-happy saja dalam mengikuti praktikum, tapi paling tidak happy alias malas membuat laporan praktikum! Laporan Praktikum farmasi biasanya terdiri dari 9 bagian yakni Judul Laporan, Dasar Teori, Tujuan, Alat dan Bahan, Prosedur/Cara Kerja, Hasil Data, Pembahasan/Diskusi, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.

Bagian-bagian ini memiliki level kesulitan berbeda mulai dari yang mudah, lumayan sulit, hingga sulit. Bagian paling mudah sudah jelas yakni Judul Laporan, Tujuan, Alat dan Bahan, serta Prosedur Kerja.

Bagian yang lumayan sulit misalnya Dasar Teori dan Kesimpulan. Khusus bagian Dasar Teori, bisa jadi mudah kalau ada copy laporan kakak kelas yang bisa dicontek. Tapi namanya laporan turun temurun, bisa jadi tulisannya mulai buram dan alhasil detailnya agak berbeda dengan versi aslinya alias tidak nyambung.

Bagian Hasil Data dan Pembahasan merupakan bagian yang sulit karena itu berarti kita harus benar-benar memantau jalannya prosedur atau membaca hasil pada alat praktikum. Kalau datanya salah, maka pembahasan dan kesimpulan pun akan salah.

Selain kuliah teori, praktikum dan membuat laporan, mahasiswa farmasi juga akan menerima banyak tugas mulai dari membuat makalah, presentasi kelompok, dan belajar pre-test praktikum.

Dengan demikian, menjadi mahasiswa farmasi berarti kehidupanmu selama empat tahun akan berpusat pada rutinitas kuliah teori-praktikum-laporan-tugas-ujian dan seterusnya berulang-ulang.

Kecil kemungkinan kamu akan memiliki banyak waktu luang untuk hang out, nonton bioskop atau ngopi-ngopi cantik bersama teman-teman di kafe-kafe kekinian. Ibarat kata, tidak ada KKT di akhir minggu saja sudah syukur.

Anyway, KKT itu singkatan dari Kuliah Kejar Tayang. Beberapa dosen ada yang hobi absen karena saking sibuknya, sehingga untuk mengejar target pemberian materi, beliau-beliau akan mengambil waktu kosong di akhir minggu untuk mengadakan kuliah maraton dari pagi hingga sore! Coba, di kampus kalian ada dosen yang seperti itu tidak?

Jadi, boro-boro mau terlibat kegiatan organisasi kampus atau mungkin di luar kampus kalau waktu kita sudah tersita dengan rutinitas macam itu? Mau nyantai saja harus atur jadwal. Itulah sebabnya keluarga saya suka merasa heran, kenapa saya kelihatan sibuk sekali. Belajar terus menerus sampai jarang menampakkan batang hidung di acara keluarga.

Kegiatan Akademik dan Non-Akademik Sama Pentingnya
Prestasi akademik memang penting, namun saya juga ingin menekankan bahwa kegiatan non-akademik juga sangat penting. Mungkin manfaatnya tidak akan dirasakan secara cepat dan langsung, namun hal ini dapat menjadi nilai tambah saat selesai kuliah nanti.

Di sela-sela rutinitas, usahakan paling tidak kamu terlibat dalam 1 organisasi di kampus atau organisasi di luar kampus supaya bisa update informasi tentang kegiatan-kegiatan kefarmasian yang diadakan. 

Kalau tidak memungkinkan juga, cobalah untuk terlibat dalam kepanitiaan kegiatan kampus (misal seminar kefarmasian atau workshop). Atau bisa juga kegiatan sosial seperti Bakti Sosial, Pengobatan Gratis, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat atau bahkan kegiatan organisasi profesi seperti Kongres/Pekan Ilmiah Tahunan (PIT).

Memangnya apa pentingnya punya kegiatan non-akademik itu sih? Jelas penting. Seperti yang sudah saya singgung tadi, mungkin manfaatnya tidak serta merta kamu rasakan, tapi justru di masa depan terutama saat kamu terjun ke dunia pekerjaan. Apa saja itu?

1. Memperluas Relasi
Jangan batasi pergaulanmu hanya pada lingkaran pertemanan satu angkatan, tapi perluas relasimu dengan orang lain di luar fakultas/jurusan baik farmasi maupun non-farmasi, atau di luar kampus. Jalin pertemanan dengan alumni, mahasiswa dari kampus lain, dan sebagainya. Siapa tahu, setelah kamu lulus nanti, jaringan pertemananmu bisa membuka jalan dan peluangmu untuk berkarir di masa depan.

2. Update Isu Terkini
Terlibat dalam kegiatan kefarmasian di luar kampus berarti kamu juga akan ter-update mengenai isu-isu terkini, terutama yang berkaitan dengan dunia kesehatan dan obat-obatan.

Pengetahuan ini tentunya akan menunjang perkuliahanmu juga. Kamu jadi bisa lebih memahami suatu topik kuliah tertentu karena kamu sudah mendengar atau melihat aplikasinya secara langsung dan nyata.

3. Menambah Ilmu dan Mengembangkan Minat/Bakat
Kurang lebih mirip dengan poin sebelumnya. Terlibat dalam kegiatan non-akademik akan membuat pengetahuanmu bertambah. Tidak hanya soal farmasi tapi juga tentang bidang lainnya. Siapa tahu ternyata kamu akan menemukan passion/bakat lain yang kamu minati.

Contohnya kamu terlibat dalam kegiatan organisasi keagamaan, kemudian kamu jadi suka main musik karena ada kegiatan belajar musik di sana. Siapa tahu... selain jadi Apoteker yang handal, kamu juga jadi pintar main musik. Oke banget kan?

4. Mengembangkan Soft Skill
Nah ini juga penting. Aktif dalam kegiatan non-akademik juga dapat membuatmu mengembangkan soft skill. Misalnya kamu aktif dalam kegiatan organisasi atau kepanitiaan suatu acara. 

Secara otomatis kamu akan terus mengasah kemampuan public speaking karena kamu pasti akan bertemu orang banyak untuk mempresentasikan kegiatan yang kamu adakan. 

Atau bisa jadi kemampuan persuasif kamu meningkat karena tanggung jawabmu sebagai tim pencari dana kegiatan. Kemampuan soft skill semacam ini tentunya akan menjadi nilai tambah saat kamu menghadapi dunia kerja nanti.

Seimbang dalam menjalankan kegiatan akademik dan non-akademik memang tidak semudah yang saya tuliskan. Tapi paling tidak usahakan kamu memiliki kegiatan non-akademik lain di luar rutinitas perkuliahan walaupun porsinya tidak bisa sama persis. 

Yang penting kamu berkomitmen menjalaninya, pintar membagi waktu dan yang pasti dapat menentukan skala prioritas. Jangan sampai demi ikut kegiatan non-akademik, kamu harus melewatkan ujian praktikum yang justru akan membuatmu harus mengulang di semester berikutnya.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana kalau kampus tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler atau non-akademik lainnya? Yah, memang ada saja sih kampus yang kurang memperhatikan pentingnya kegiatan lain di luar akademik. Tapi meskipun tidak ada, sebaiknya kita berinisiatif untuk mencari di luar kampus.

Zaman media sosial seperti sekarang ini, pasti mudah menemukan komunitas tertentu. Jika kegiatannya dirasa cocok, tidak mengganggu perkuliahan, dan tidak melanggar peraturan kampus, why not?

Mahasiswa harus sering berlatih menggunkan inisiatif karena hal itu akan berguna saat bekerja. Tidak semua rekan kerja nantinya mau mengajari karyawan baru. Itulah mengapa kita harus bisa berinisiatif untuk belajar sendiri.

Sebagai contoh dalam dunia kerja yang sesungguhnya, pelamar yang hanya memiliki IPK 3 namun memiliki pengalaman berorganisasi dan soft skill tertentu akan lebih berpeluang diterima, dibandingkan dengan pelamar yang memiliki IPK 4 tapi tidak memiliki pengalaman berorganisasi atau soft skill apapun.

Jadi, sekarang kamu yang putuskan, mau pilih yang mana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun