Seimbang dalam menjalankan kegiatan akademik dan non-akademik memang tidak semudah yang saya tuliskan. Tapi paling tidak usahakan kamu memiliki kegiatan non-akademik lain di luar rutinitas perkuliahan walaupun porsinya tidak bisa sama persis.Â
Yang penting kamu berkomitmen menjalaninya, pintar membagi waktu dan yang pasti dapat menentukan skala prioritas. Jangan sampai demi ikut kegiatan non-akademik, kamu harus melewatkan ujian praktikum yang justru akan membuatmu harus mengulang di semester berikutnya.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana kalau kampus tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler atau non-akademik lainnya? Yah, memang ada saja sih kampus yang kurang memperhatikan pentingnya kegiatan lain di luar akademik. Tapi meskipun tidak ada, sebaiknya kita berinisiatif untuk mencari di luar kampus.
Zaman media sosial seperti sekarang ini, pasti mudah menemukan komunitas tertentu. Jika kegiatannya dirasa cocok, tidak mengganggu perkuliahan, dan tidak melanggar peraturan kampus, why not?
Mahasiswa harus sering berlatih menggunkan inisiatif karena hal itu akan berguna saat bekerja. Tidak semua rekan kerja nantinya mau mengajari karyawan baru. Itulah mengapa kita harus bisa berinisiatif untuk belajar sendiri.
Sebagai contoh dalam dunia kerja yang sesungguhnya, pelamar yang hanya memiliki IPK 3 namun memiliki pengalaman berorganisasi dan soft skill tertentu akan lebih berpeluang diterima, dibandingkan dengan pelamar yang memiliki IPK 4 tapi tidak memiliki pengalaman berorganisasi atau soft skill apapun.
Jadi, sekarang kamu yang putuskan, mau pilih yang mana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H