Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Deokhye Ongju, Kisah Tragis Putri Terakhir Korea

26 Februari 2019   21:36 Diperbarui: 28 Februari 2019   05:20 16695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: askkpop.com
Sumber: askkpop.com
Untungnya Tso Takeyuki adalah seorang pria yang baik dan betul-betul mencintai Deokhye. Meski begitu, Deokhye tidak bisa membuka hatinya dan menjalani hidupnya dengan setengah hati karena jiwanya masih berada di Joseon dan kian hari kerinduannya untuk pulang justru semakin kuat. Akibat penderitaan paikologisnya itu, Deokhye menderita penyakit mental yang disebut Precocious Dementia.

Meski begitu, Deokhye dan Takeyuki memiliki seorang putri yang bernama Tso Masae. Deokhye bertekad untuk kembali ke Joseon dan membawa Masae, membesarkannya sebagai orang Korea. Namun sayangnya Masae justru mengalami krisis identitas di masa remajanya setelah mengalami bullying oleh teman-temannya karena berdarah campuran Korea-Jepang.

Pada akhirnya Takeyuki mengirim Deokhye ke rumah sakit jiwa untuk dirawat dan pada saat Deokhye di rumah sakit, Masae diketahui telah bunuh diri. Kematian anaknya semakin memperparah penyakit Deokhye. Pada tahun 1953, Deokhye resmi bercerai dari Tso Takeyuki dan terperangkap di rumah sakit selama lima belas tahun tanpa ada yang mengenalinya.

Pada akhirnya Kim Jang-Han kembali ke Jepang untuk menyelamatkan Deokhye, dengan bantuan Bok-Sun, seorang dayang pribadi yang pernah melayani Deokhye.

Dokpri
Dokpri
Pada tahun 1962, Deokhye akhirnya bisa kembali ke tanah airnya dalam suasana haru setelah 37 tahun meninggalkan Korea. Diceritakan bahwa meskipun ia menderita penyakit mental, Deokhye masih mengingat protokol dan tata krama kerajaan serta beberapa dayangnya.

Deokhye meninggal dunia pada tanggal 21 April 1989 di Changdeok-gung dan dimakamkan di Namyangju dekat Seoul.

Walaupun ada sedikit perbedaan jalan cerita antara film dan bukunya, kisah Deokhye diceritakan sangat emosional. Dan menurut saya, pemilihan para aktor dan aktrisnya juga sangat pas.

Baik Kim So-Hyun sebagai Deokhye remaja dan Son Ye-Jin sebagai Deokhye dewasa juga sangat menjiwai karakter Deokhye yang kalem, lembut namun tetap menyimpan prinsip yang kuat sebagai seorang putri Korea di masa penjajahan. Akting Kim Jae-Wook (pemeran Tso Takeyuki) dan Park Hae-Il (pemeran Kim Jang-Han) juga patut diacungi jempol.

Sumber: hancinema.net
Sumber: hancinema.net
Saya sempat mengira bahwa misi penyelamatan pertama Kim Jang-Han berhasil dan mereka hidup bahagia, namun ternyata justru Deokhye harus menunggu begitu lama untuk bisa kembali ke tanah air yang dicintainya.

Selain para pemeran utama, saya juga sangat terkesan dengan aktris Ra Mi-Ran yang memerankan dayang Bok Sun yang sangat setia dan menyayangi Deokhye. Adegan pertemuan mereka saat Deokhye pulang ke Korea terasa sangat emosional.

Pokoknya baik buku maupun filmnya, sangat recommended untuk dinikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun