Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Musim Hujan, Flu, dan Selesma

1 Februari 2019   11:00 Diperbarui: 22 November 2022   13:42 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: cdc.gov
Sumber: cdc.gov
Pada dasarnya ada dua tipe virus influenza yakni Tipe A dan B. Virus A (H1N1) yang dikenal sebagai flu musiman (seasonal flu), dan Virus A (H3N2) yang dikenal sebagai Flu Australia. Sementara tipe B dibagi menjadi B Yamagata dan B Victoria.

Hingga saat ini sudah banyak jenis virus flu yang dianggap berbahaya karena mengakibatkan kematian. 

Contoh kasus flu dan infeksi pernafasan yang pernah heboh karena menimbulkan tingkat kematian yang tinggi misalnya Flu Burung (H5N1) dan MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus). 

Pada September 2018 lalu, seluruh penumpang pesawat yang terbang dari Dubai ke New York dikarantina setelah 100 penumpangnya menderita sakit pernafasan dan dikhawatirkan mereka membawa virus MERS yang bisa menularkan ke banyak orang dalam hitungan jam.

Penyakit influenza jika diabaikan, tidak menutup kemungkinan akan berkembang menjadi komplikasi seperti sinusitis, infeksi telinga, hingga pneumonia (radang paru-paru). Maka ada banyak kasus kematian yang muncul akibat influenza.

Kasus kematian terbesar akibat influenza yang pernah dicatat adalah pandemi flu tahun 1918 atau dikenal juga dengan 'Spanish Flu', yang mana sekitar 500 juta manusia terinfeksi dan diperkirakan sekitar 50 juta meninggal dunia (WHO). Tahun 2018 lalu menandai peringatan 100 tahun pandemi Spanish Flu. 

Oleh sebab itu penyakit flu tidak boleh dipandang remeh. Apalagi didukung fakta bahwa virus flu adalah virus yang terkenal 'paling pintar bermutasi'.

Pengobatan

Karena penyebabnya adalah virus, maka jangan sekali-sekali minum antibiotik untuk mengobati flu dan selesma. Faktanya masih banyak yang menganggap 'tidak afdol' kalau belum minum antibiotik. 

Ingat, tidak semua penyakit memerlukan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang salah dapat menyebabkan resistensi antibiotik seperti yang sudah pernah saya bahas dalam artikel saya sebelumnya.

Umumnya dokter akan meresepkan dekongestan, analgesik (penghilang rasa sakit), anti radang non-steroid (Anti-Inflamasi Non-Steroid/AINS), obat batuk dan vitamin (antioksidan atau immunomodulator) untuk mengobati selesma. Dan tentunya harus disertai istirahat dan minum air putih yang cukup oleh pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun