Selain PBF, industri farmasi sebagai pelaku produksi obat sebaiknya juga sudah mulai aware dengan isu-isu impurities ini. Kualitas suatu obat dapat dilihat melalui hasil analisa bahan baku aktif maupun produk jadi yang mengacu pada monografi-monografi terbaru.
Namun memang perlu dipahami bahwa untuk untuk memenuhi standar monografi terbaru diperlukan biaya besar (padat modal) dan waktu pengembangan (development).
Inilah resiko di dunia farmasi dalam memproduksi obat yang memenuhi standar keamanan dan khasiat bagi pasien. Karena pada dasarnya obat adalah racun, namun pada dosis tertentu dapat bermanfaat bagi manusia.
Jadi, jika racun ini tidak dimonitor dengan ketat, tentu akan berpotensi merugikan pasien.
Referensi: EPA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H