Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Ini Dia Bedanya Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka

1 November 2018   15:27 Diperbarui: 12 Mei 2024   17:15 25076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan Industri Farmasi dalam Mengembangkan Fitofarmaka

Seperti yang sudah saya singgung di atas, bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi sumber bahan baku Obat Bahan Alam yang sangat besar (beda dengan bahan baku kimia obat yang hingga saat ini mayoritas pengadaannya masih melalui importasi dari negara lain), sayangnya justru jumlah produk fitofarmaka kita masih sedikit.

Ilustrasi fasilitas produksi obat modern (Sumber: indofarma.id)
Ilustrasi fasilitas produksi obat modern (Sumber: indofarma.id)
Hingga artikel ini dipublikasikan pertama kali (dan tanpa bermaksud promosi/endorse), berikut beberapa contoh Fitofarmaka yang telah beredar di Indonesia :

1. Livitens (mengandung olive leaf extract EFLA) untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi ringan.
2. Stimuno (mengandung ekstrak Meniran) untuk Immunomodulator (meningkatkan daya tahan tubuh).
3. Tensigard (mengandung ekstrak Kumis Kucing dan Seledri) untuk Hipertensi.
4. X-Gra (mengandung ektrak Panax Ginseng, Ganoderma, Eurycomae) untuk Afrodisiak / disfungsi ereksi.
5. Inlacin (mengandung ekstrak Daun Bungur dan Kayu Manis) untuk Diabetes.
6. New Divens; Diabetadex (mengandung ekstrak Meniran dan Jintan Hitam) untuk Immunomodulator, dan lainnya.

7. Disolf (mengandung enzim Lumbrokinases dari cacing tanah) untuk melancarkan sirkulasi darah.

8. Vipalbumin Plus (mengandung ekstrak ikan gabus) untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

9. Redacid (mengandung ekstrak kayu manis) untuk meredakan gangguan lambung.

Lalu kira-kira mengapa Fitofarmaka kita masih sedikit? Rupanya masih ada banyak tantangan yang dihadapi oleh industri farmasi dalam mengembangkan Fitofarmaka mulai dari:

1. Modal dan Pengembangan

Industri farmasi umumnya merupakan sektor yang padat modal/investasi. Pembangunannya memerlukan biaya yang besar untuk membuat fasilitas produksi beserta segala sarana penunjang dan teknologinya. Belum lagi pengembangan formulasi produk, mulai dari pemilihan dan pengujian bahan baku, hingga uji pre-klinik dan uji klinik produknya. Proses Research & Development ini tentunya memakan biaya besar dan waktu lama, serta dibutuhkan SDM yang ahli dan kompeten.

2. Regulasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun