Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah "Garcinia Cambogia" Bisa Menurunkan Berat Badan dengan Cepat?

5 Oktober 2018   11:44 Diperbarui: 6 Oktober 2018   01:09 5192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sans-ordonnance.guide

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis sebuah artikel terkait dengan obat pelangsing dan bahayanya jika digunakan sembarangan tanpa resep dokter. Mengapa?

Karena obat-obat pelangsing umumnya merupakan hasil sintetis kimiawi sehingga penggunaannya harus mendapat kontrol penuh dari praktisi kesehatan. Dan kali ini rasa-rasanya saya perlu kembali menulis tentang hal ini setelah beberapa waktu belakangan ini, saya melihat sebuah tayangan artikel advertorial di Detik.com. Mungkin ada juga Kompasiner yang sudah melihatnya.

Adapun artikel tersebut mempromosikan produk kapsul berisi ekstrak Garcinia cambogia yang diklaim mampu menurunkan 2 kg berat badan per hari! Setidaknya itulah judul artikel tersebut. Judul yang berlebihan ini langsung menarik perhatian saya untuk membaca lebih lanjut (yang kemudian ada link yang mengarahkan ke website tertentu).

Dan isinya benar-benar luar biasa menjanjikan, setidaknya bagi pembaca yang mungkin kebetulan punya masalah kegemukan/obesitas dan mungkin sudah hampir menyerah karena berbagai metode diet yang dilakukan tidak berhasil.

Dalam artikel ini, si penjual memberikan klaim-klaim yang menurut saya sangat berlebihan untuk produk sekelas obat tradisional (karena komponen utamanya adalah esktrak Garcinia cambogia 95%) seperti menghambat rasa lapar dalam waktu 30 menit dan memberikan rasa kenyang hingga 2 jam setelah meminum kapsul, meningkatkan energi 80 % lebih banyak dari biasanya, dan menurunkan berat badan secara otomatis tanpa rasa lapar.

Selain itu ada pula khasiat lain seperti  menghancurkan lemak di hati, meluruhkan racun dalam tubuh hingga mengurangi kolesterol dan mengatur tekanan darah. Luar biasa bukan? Seakan-akan si pengguna tidak perlu olahraga dan mengatur pola makan, maka seketika jadilah ramping dalam waktu relatif pendek.

Sumber: detik.com
Sumber: detik.com
Sedikit informasi tentang Garcinia cambogia atau dikenal juga dengan nama Malabar tamarind merupakan tanaman yang berukuran kecil hingga sedang yang berasal dari daerah sekitar India, Nepal dan Sri Lanka. Ekstrak buah tanaman ini dikenal memiliki khasiat untuk menurunkan berat badan karena kandungan senyawa Hydroxycitric Acid (HCA) pada bagian kulit buah.

Senyawa HCA ini diklaim mampu menekan nafsu makan dengan cara menghambat re-uptake (ambilan kembali) Serotonin sehinggal level Serotonin dalam otak meningkat. Salah satu efek peningkatan level Serotonin ini adalah menekan nafsu makan.

Dan produk suplemen yang mengandung ekstrak tanaman ini sempat booming di tahun 2012 ketika di-endorse oleh Dr. Oz. "Oz Effect" akhirnya mampu meningkatkan penjualan produk-produk berisi ekstrak ini. Lalu apakah Gracinia cambogia ini benar-benar mampu menurunkan berat badan secepat dan sebanyak seperti yang ditulis dalam iklan tersebut?

Menurut beberapa literatur yang saya baca, Garcinia cambogia memang memiliki efek menurunkan berat badan, tapi penelitian baru sebatas uji in vitro dan pre-klinik (menggunakan hewan coba), jadi belum ada penelitian yang mumpuni pada manusia. Beberapa efek samping yang dilaporkan muncul akibat konsumsi Garcinia cambogia biasanya bersifat umum seperti sakit kepala, mual-muntah, gangguan saluran cerna hingga kerusakan hati. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belum ada penelitian yang cukup untuk merekomendasikan Garcinia cambogia atau produk lain yang mengandung HCA dapat menurunkan berat badan secara signifikan.

Jadi sekali lagi saya mengingatkan supaya kita selalu menjadi konsumen yang cerdas. Ada banyak iklan terkait produk (makanan, minuman, obat maupun suplemen) di luar sana berlomba untuk menarik perhatian konsumen. Namun kita harus pintar memilah supaya kita tidak dirugikan.

Saya merasa perlu menulis artikel ini karena berdasarkan kacamata saya sebagai farmasis, ada beberapa hal yang menurut saya produk ini belum tentu memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku karena:

1. Klaim khasiat yang berlebihan dan terdengar too good to be true.

2. Setelah dicek di website BPOM, produk tersebut tidak terdaftar (tidak ada NIE). Meski mungkin beberapa produk lain sejenis ada yang terdaftar.

3. Informasi penjual maupun pabrik tidak jelas. Bahkan dalam iklannya jelas tertulis bahwa pemilik website berhak melakukan perubahan terhadap Kebijakan Privasi dengan alasan kepentingan keselamatan dan menjaga anonimitas pelanggan.

4. Beberapa ketentuan iklan tidak dipenuhi sesuai Peraturan Kepala BPOM No. 8 tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Pengawasan Periklanan Obat yaitu:

  • Iklan tidak boleh mencantumkan klaim "aman" tanpa disertai keterangan yang memadai. Dalam iklan tersebut tercantum kalimat "Garcinia cambogia membuat penurunan berat badan menjadi alami dan aman".
  • Pemeran dalam Iklan tidak boleh beriklan dalam bentuk testimoni, baik dengan mencantumkan nama, paraf maupun tanda tangan yang dapat mengesankan bahwa Iklan tersebut merupakan pengalaman dan atau pernyataan resmi dari si pemeran. Dalam iklan tersebut, ada banyak bentuk testimoni pengguna yang digunakan untuk memperkuat opini pembaca.

Apalagi harga produk ini terbilang mahal. Di iklan tersebut, harga yang dicantumkan untuk satu botol berisi 30 kapsul yakni 490.000 rupiah. Dan nampaknya produk ini hanya dijual secara online. Tentunya sayang bukan, jika harus membuang uang sebesar itu untuk suatu produk yang boleh saya katakan belum pasti keamanan dan khasiatnya.

Dan satu masukan saya untuk media (terutama Detik.com karena kebetulan saya melihat iklan tersebut terus menerus ditayangkan di Detik.com), jangan asal menerima artikel advertorial, terutama yang berkaitan dengan obat atau suplemen. Paling tidak perlu dilakukan kroscek juga tentang legalitasnya ke badan otoritas terkait.

Referensi: Medscape 1; Medsacpe 2; Jurnal; Researchgate; Webmd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun