Kebalikan dari poin sebelumnya, jika kita memiliki rekan kerja yang hobi mengeluh soal pekerjaan di media sosial, tentunya lama-kelamaan kita merasa muak sambil berpikir, "Kenapa dia gak resign aja sih kalo hobinya ngeluh terus kayak gitu?". Ujung-ujungnya kita meng-unfriend atau unfollow mereka dan mungkin saja mereka akhirnya malah berpikir buruk tentang kita.
Meski begitu, terkadang media sosial juga seringkali jadi bahan pertimbangan bagi suatu perusahaan ketika akan mengambil keputusan untuk menerima karyawan. Beberapa perusahaan bahkan sudah ada yang menanyakan akun media sosial pelamar kerja ketika proses rekrutmen berlangsung. Sedikit banyak, media sosial bisa digunakan untuk memperlihatkan tipe kepribadian seseorang.
Lalu bagaimana mensiasatinya? Seperti yang sudah saya singgung di atas, saat ini biasanya seseorang memiliki lebih dari satu akun media sosial. Dengan demikian, jika ada kolega yang ingin berteman dengan Anda di media sosial, berikanlah salah satu akun yang Anda punya. Yang pasti akun-akun itu tidak memuat hal-hal yang negatif terutama hal-hal yang bisa membahayakan karir.
Intinya, membatasi maupun tidak berteman dengan rekan kerja bukanlah suatu keharusan maupun sesuatu yang salah. Saya bukannya ingin melarang Anda untuk berteman dengan rekan kerja atau atasan, karena itu tergantung keputusan masing-masing individu.Â
Tapi ketika kita berteman dengan rekan kerja di media sosial, tentunya banyak hal yang harus dibatasi untuk di-posting serta harus berpikir ulang setiap kali akan mem-posting sesuatu, meski pada dasarnya apapun yang kita posting di media sosial juga harus selalu bisa dipertanggungjawabkan, tak peduli siapapun jaringan pertemanan yang kita miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H