Seperti yang saya katakan sebelumnya, kosakata adalah kuncinya. Kalau kosakata kita luas, pasti kita lebih mudah memahami suatu kalimat. Kalau kita terbiasa "mendengar" saat menonton film dengan subtitle Bahasa Inggris, kita bisa lebih mudah memahami saat orang lain berbicara Bahasa Inggris. Dan setelah kita menguasai banyak kosakata, beranikan diri untuk berbicara meskipun grammar-nya tidak beraturan.
Apa yang saya simpulkan ketika saya berbicara Bahasa Inggris seadanya dengan para natives (orang asli) adalah, mereka sangat menghargai usaha kita ketika kita mencoba berbicara meski salah-salah. Mereka tidak akan mengejek apalagi menertawakan grammar kita yang hancur-hancuran. Mereka dengan sabar berusaha memahami apa yang kita bicarakan dan dengan senang hati berbicara lambat kepada kita supaya kita bisa mengerti bahkan mengkoreksinya. Kurang baik apa tuh.
Jadi, belajar Bahasa Inggris secara otodidak tidak sesulit dan semenakutkan yang dikira. Soal grammar, tenses, logat, TOEFL apalagi IELTS, urusan belakangan. Bagi saya vocabulary dan speaking adalah yang utama. Meski begitu, bila ada kesempatan untuk kursus di lembaga resmi, jangan disia-siakan! Intinya adalah: I understand, you understand, then no problem! Don't rich people difficult lah ya! #apasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H