Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Belajar Bahasa Inggris secara Otodidak

19 April 2018   16:03 Diperbarui: 19 April 2018   16:12 6619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Eh, lo dulu les Bahasa Inggris berapa lama?" tanya salah seorang teman saya suatu hari. Awalnya saya agak bingung kenapa pertanyaannya "random" begitu. "Gak nyampe setahunan" jawab saya waktu itu. "Ah masa sih? Cuma sebentar gitu tapi lo udah jago gini?" balasnya heran. Mendengar itu gantian saya yang heran, karena saya sendiri merasa masih jauh sekali dari predikat "jago" dalam berbahasa Inggris.

Saat ini tidak dapat disangkal bahwa Bahasa Inggris yang sudah menjadi bahasa Internasional sejak lama, semakin kuat eksistensinya ketimbang Bahasa Indonesia. Hampir dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari, pasti ada unsur Bahasa Inggris. Jadi tidak heran kalau sekarang orang Indonesia terutama yang tinggal di perkotaan bicaranya sudah macam es campur. Bahasa Indonesia campur Bahasa Inggris dan kadang campur bahasa daerah maisng-masing.

Tidak hanya Bahasa Inggris, beberapa bahasa lain yang sudah go international misalnya bahasa Mandarin, Jepang, Belanda, Spanyol dan lainnya. Namun dari semua itu, yang paling banyak dikuasai orang adalah Bahasa Inggris. Ibarat kata, kalau tidak bisa Bahasa Inggris, habislah sudah. Apalagi saat ini, menguasai bahasa asing akan menjadi nilai plus bagi kita untuk bersaing dalam dunia kerja. Selain itu, kan repot juga kalau sedang pelesir ke luar negeri, kita gak bisa ngapa-ngapain karena gak bisa Bahasa Inggris. Gak asik!

Saya sadar betul bahwa sebagai orang Indonesia, kita harus cinta dengan bahasa nasional kita yakni Bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar. Tapi kita juga harus sadar bahwa paling tidak kita juga harus menguasai satu atau dua bahasa asing lain selain bahasa Indonesia, supaya kita bisa bersosialisasi di dunia internasional. 

Salah satunya ya Bahasa Inggris itu. Mengapa? Selain karena Bahasa Inggris adalah bahasa global nomor satu di dunia, dalam kurikulum pendidikan di Indonesia pasti ada pelajaran Bahasa Inggris. Dengan demikian kita akan lebih mudah mempelajarinya ketimbang bahasa asing lainnya. At least kita sudah mempelajari dasar-dasarnya sejak TK!

Jujur saya sendiri tidak pernah kursus Bahasa Inggris secara serius. Serius yang saya maksud disini adalah belajar di lembaga kursus ternama yang punya reputasi selama waktu tertentu dan mengikuti ujian resmi sekelas TOEFL atau IELTS. Selain di sekolah, saya hanya pernah les di sebuah lembaga kursus biasa dan itu pun tidak sampai satu tahun. FYI, waktu kecil saya paling malas les Bahasa Inggris. Dan akibatnya kesadaran saya akan pentingnya Bahasa Inggris juga jadi telat.

Saya mulai menganggap serius Bahasa Inggris ketika duduk di bangku SMA. Saat itu saya pikir keren sekali kalau bisa berbahasa Inggris dengan cas cis cus. Tapi karena orangtua saya kelihatannya tidak bisa mengeluarkan biaya ekstra untuk kursus Bahasa Inggris di lembaga yang reputable (maklum, biaya sekolah swasta Katolik saat itu lumayan mahal), akhirnya saya memilih belajar dengan cara lain yakni, Otodidak alias belajar sendiri.

Untungnya, bidang kuliah saya di farmasi menuntut saya untuk semakin memperluas kosakata saya karena textbook yang digunakan didominasi buku-buku luar yang berbahasa Inggris, bahkan ada yang berbahasa Latin dan Belanda. Dan lagi-lagi kebetulan, pekerjaan saya di bidang regulatori untuk produk-produk yang akan diekspor ke luar negeri, juga menuntut saya untuk bisa berbahasa Inggris (minimal pasif) karena saya harus berinteraksi dengan pihak-pihak luar. Bukannya sombong, tapi saya pikir mungkin inilah yang membuat teman saya berpendapat bahwa saya cukup piawai dalam berbahasa Inggris.

Faktanya, masih banyak teman-teman bahkan sejawat yang saya kenal nyatanya masih takut dan malu untuk berbahasa Inggris. Mereka selalu bilang bahwa mereka tidak percaya diri untuk berbicara langsung dalam bahasa Inggris meski mereka mungkin mengerti apa yang mereka baca atau mendengar apa yang orang lain bicarakan. Dan untuk memotivasi mereka, ini tips-tips yang selalu saya katakan pada mereka tentang belajar Bahasa Inggris secara otodidak:

1. Rajin membaca buku berbahasa Inggris

Contoh bacaan anak berbahasa Inggris: The Tale of Peter Rabbit oleh Beatrix Potter (Sumber: recognization.gq)
Contoh bacaan anak berbahasa Inggris: The Tale of Peter Rabbit oleh Beatrix Potter (Sumber: recognization.gq)
Bagi yang hobi membaca mungkin tidak masalah dengan cara yang satu ini. Tapi saya juga mengerti ada sebagian orang yang langsung mengantuk atau bahkan pusing ketika membuka halaman pertama buku berbahasa Inggris. Ada begitu banyak buku bacaan berbahasa Inggris.

Jadi sebagai permulaan, saya menyarankan untuk memilih topik bacaan yang kamu suka dan cari yang tidak terlalu tebal atau lebih banyak ilustrasinya. Macam buku anak-anak gitu deh. Atau buku-buku pengetahuan umum untuk anak. Jadi tidak perlu langsung membeli novel-novel yang bahasanya 'berat' semacam Jane Austen atau Paulo Coelho. Ingat, jangan malu baca buku anak-anak!

2. Rajin mendengarkan lagu dan menonton film berbahasa Inggris

Ilustrasi: youtube.com
Ilustrasi: youtube.com
Ini yang paling gampang menurut saya. Siapa sih yang tidak suka dengar lagu barat atau nonton film Hollywood? Kamu pasti punya lagu-lagu atau film favorit kan? Jadi setiap kali kamu mendengar lagu-lagu barat, cari tahu deh lirik dan artinya. Dan untuk yang pada hobi download film gratisan, coba tantang diri sendiri untuk menggunakan subtitle Bahasa Inggris.

3. Jangan malas buka kamus

Salah satu kamus andalan saya zaman dulu (Sumber: eltbooks.com)
Salah satu kamus andalan saya zaman dulu (Sumber: eltbooks.com)
Sepele sih, tapi penting. Setiap kali kamu menemukan kosakata yang belum kamu mengerti, langsung buka kamus. Ingat, penguasaan kosakata yang luas adalah kunci utama dalam belajar Bahasa Inggris. 

Semakin banyak kamu menguasai kosakata (vocabulary), maka semakin mudah kamu memahami suatu kalimat, bahkan meski kamu tidak menguasai grammar (tata bahasa). Zaman sekarang ini ada banyak kamus saku yang mudah untuk dibawa kemana-mana, bahkan kamus digital semacam Alfalink yang sudah canggih-canggih. Jadi jangan ada lagi alasan malas buka kamus gara-gara berat.

4. Pelihara rasa penasaran kapanpun dan dimanapun

Ya, rasa penasaran. Bahkan kalau perlu penasaran tingkat arwah! Setiap kali kamu melihat atau mendengar suatu kata atau kalimat dalam Bahasa Inggris yang tidak kamu mengerti, kamu harus bisa mendorong rasa ingin tahumu untuk memahaminya. Misalnya saat lagi di hang out di mall, lihat menu makanan, belanja, dan sebagainya. Itulah mengapa saya tadi juga menyarankan jangan malas membuka kamus. Jadi saat kamu tiba-tiba penasaran dengan sesuatu, ada kamus yang selalu siap sedia untuk "ditanyai".

5. Percaya diri untuk mempraktikkannya (pasif maupun aktif)

Ilustrasi: aragoncenter.ru
Ilustrasi: aragoncenter.ru
Kalau yang ini sih memang butuh waktu. Baik itu memparktikkannya secara aktif (lisan) maupun pasif (tulisan). Saya mengerti bagaimana perasaan seseorang yang ingin sekali mencoba berbicara Bahasa Inggris tapi takut dan malu jika salah ucap, karena saya juga pernah dalam posisi itu.

Contoh, saat saya jalan-jalan di Bali pertama kalinya, saya mendengar seorang turis berbicara Bahasa Inggris dengan orang didekat saya dan saya ingin terlibat dalam pembicaraan itu karena saya mengerti apa yang mereka bicarakan. Tapi karena saya tidak percaya diri, akhirnya saya diam saja. Mungkin awalnya biasa saja. Tapi lama-lama saya kesal sendiri. Sebegitu bodohnya kah saya? Sampai mau ngomong saja takut.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, kosakata adalah kuncinya. Kalau kosakata kita luas, pasti kita lebih mudah memahami suatu kalimat. Kalau kita terbiasa "mendengar" saat menonton film dengan subtitle Bahasa Inggris, kita bisa lebih mudah memahami saat orang lain berbicara Bahasa Inggris. Dan setelah kita menguasai banyak kosakata, beranikan diri untuk berbicara meskipun grammar-nya tidak beraturan.

Apa yang saya simpulkan ketika saya berbicara Bahasa Inggris seadanya dengan para natives (orang asli) adalah, mereka sangat menghargai usaha kita ketika kita mencoba berbicara meski salah-salah. Mereka tidak akan mengejek apalagi menertawakan grammar kita yang hancur-hancuran. Mereka dengan sabar berusaha memahami apa yang kita bicarakan dan dengan senang hati berbicara lambat kepada kita supaya kita bisa mengerti bahkan mengkoreksinya. Kurang baik apa tuh.

Jadi, belajar Bahasa Inggris secara otodidak tidak sesulit dan semenakutkan yang dikira. Soal grammar, tenses, logat, TOEFL apalagi IELTS, urusan belakangan. Bagi saya vocabulary dan speaking adalah yang utama. Meski begitu, bila ada kesempatan untuk kursus di lembaga resmi, jangan disia-siakan! Intinya adalah: I understand, you understand, then no problem! Don't rich people difficult lah ya! #apasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun