(Diucapkan seorang penulis jebolan komunitas menulis di sebuah pelatihan menulis)
Disclaimer ; untuk banyak orang, Dilan dan Tere Liye sama-sama picisan jadi, tergantung sudut pandang saja.
Apapun itu, mencemooh tidak pernah dikategorikan sebagai tindakan yang menyenangkan. Akan lebih baik, ketika kita tidak menyukai sebuah karya, kita bisa menunjukkan kelemahan yang kita tak suka, tanpa mencemooh. Begitupun sebaliknya.
Sebagai penikmat bacaan dari mulai Petruk di desa Tumaritis karangan Tatang S. hingga Komik Hi Mikoo, saya merasa buku, bersifat seperti seni, yang terkadang hanya bisa dimengerti dan dirasakan oleh yang membaca.
Jadi, berhentilah merasa kalau sudah membaca "Sapiens"-nya Yuva Noah Harari, lalu Anda bisa menari-nari jumawa di hadapan mereka yang menurut Anda level bacanya masih di tingkat komik One Piece. Sebab, jangan-jangan Anda baca "Sapiens" buat gaya semata dan mengangguk-angguk sok pintar ketika diajak diskusi.
Atau ketika Anda merasa sangat bangga dengan deretan buku ilmiah yang sudah dibaca (dengan tulisan kecil berderet spasi rapat tanpa gambar dan melulu penjelasan) kemudian menertawakan mereka yang kemana-mana masih cekikikan membaca petualangan Asterix.
Sebab, bukan tidak mungkin, yang membaca Asterix, malah hidupnya lebih bahagia.
Lebih banyak tertawa sih, yang pasti.
Jadi, jangan takut kurang keren kalau belum baca buku anu dan anu. Khawatirlah, kalau kamu tak membaca lagi.
sumber bacaan:
Bustle.com