Mohon tunggu...
Irma Nurmalasari
Irma Nurmalasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43222010039 Jurusan : Akuntansi Kampus : Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu : Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi

11 November 2023   13:44 Diperbarui: 11 November 2023   13:44 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dibuat sendiri oleh penulis

Berdasarkan hasil penelusuran, KGPAA Mangkunegara IV berpendapat bahwa seorang pemimpin harus memiliki kualitas tertentu agar bisa efektif, yang meliputi sebagai berikut:

  • Kepribadian yang Kuat: Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang kuat dan mampu menginspirasi dan memotivasi orang-orang.
  • Kebijaksanaan: seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan yang tinggi, baik emosional maupun mental, untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan memimpin secara efektif.
  • Tanggung Jawab: seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan tindakannya dan bekerja demi kesejahteraan rakyatnya.
  • Terpercaya: Seorang pemimpin haruslah seseorang yang dapat dipercaya oleh bawahannya.
  • Pengabdian: seorang pemimpin tidak boleh termotivasi oleh keuntungan pribadi, tetapi harus memiliki rasa tanggung jawab yang kuat terhadap rakyatnya.
  • Kebaikan: seorang pemimpin harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap bawahannya dan mampu memahami kebutuhan dan kekhawatiran mereka.

 Secara umum KGPAA Mangkunegara IV berpendapat bahwa seorang pemimpin harus memiliki perpaduan nilai moral dan etika serta kemampuan memimpin dengan penuh kebijaksanaan, tanggung jawab, dan kasih sayang

Dibuat sendiri oleh penulis
Dibuat sendiri oleh penulis

* Serat Wedhatama Karya KGPAA Mangkunegara IV

Serat Wedhatama adalah salah satu karya sastra Jawa yang dianggap sebagai ajaran penting dalam tradisi sastra Jawa Kuno. Karya ini ditulis oleh KGPAA Mangkunegara IV, yang merupakan penguasa Kesultanan Mangkunegaran dalam abad ke-19. Serat Wedhatama mengandung nasihat dan petunjuk etika, moralitas, serta panduan hidup untuk mencapai kedamaian dan keselarasan dalam kehidupan sehari-hari.

Serat Wedhatama ditulis dalam bentuk puisi menggunakan bahasa dan gaya sastra Jawa yang khas. Karya ini memberikan gambaran tentang bagaimana seseorang harus hidup dengan bijaksana dan berprinsip. Dengan pemahaman dan penerapan ajaran dalam Serat Wedhatama, diharapkan individu dapat hidup harmonis dengan sesama manusia, alam, dan Tuhan.

Seiring dengan itu, Serat Wedhatama juga memberikan petunjuk tentang hubungan sosial, moralitas, etika, kebijaksanaan, dan spiritualitas. Karya ini menjelaskan tentang pentingnya menjaga sikap rendah hati, toleransi, keadilan, serta menjauhi sifat egois dan serakah. Ajaran-ajaran ini membantu individu untuk hidup dalam harmoni dengan orang lain dan menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Serat Wedhatama juga menyampaikan nilai-nilai mengenai pentingnya memelihara keberagaman dan menghormati nilai-nilai budaya. Karya ini menekankan pentingnya menjaga integritas dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Serat Wedhatama juga memberikan panduan bagi individu dalam mencapai kehidupan spiritual yang bermakna. Karya ini mengajarkan pentingnya mencari pengertian tentang diri sendiri, menguasai emosi, dan mencapai kesadaran penuh. Serat Wedhatama juga menekankan pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur dan meningkatkan spiritualitas untuk mencapai kedamaian dalam diri.

Serat Wedhatama juga merupakan ungkapan filosofi Jawa yang dikenal dengan istilah "Javanese Dharma". Konsep ini mengacu pada ajaran moral Jawa yang menganggap kehidupan ini sebagai panggung dari proses spiritual dan transendental dalam mencari kebenaran.

Dalam banyak hal, Serat Wedhatama adalah karya yang menjadi rujukan untuk menemukan kearifan lokal dan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan yang berarti. Karya ini menekankan pentingnya etika, moralitas, dan nilai-nilai spiritual dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun