*****
Vhy menceritakan bagaimana ia datang pada kehidupannya. Dua puluh lima tahun yang lalu. Sebuah pintu terbuka dan ia keluar dengan suara pertama eeaaa yang ia persembahkan kepada ayah dan ibunya. Suara itu kemudian lebih panjang dan nyaring. Ia tahu sejak saat itu ia telah lepas dari sebuah ruangan tanpa cahaya, yang hanya ada suara degup jantung yang membuatnya akan menari.
Setelah dewasa, Vhy melihat ayahnya berjalan pulang kepada seharusnya. Dan ibunya meraung tangis. Sejak kepergian ayahnya, mata ibunya ditumbuhi kamboja. Ia sering mendapati ibunya mendekapi buku bertuliskan “aku lelakimu dan kau perempuanku, tak terpisahkan bahkan oleh kematian. “Aku perempuanmu dan kau lelakiku, tak tergantikan oleh apa dan siapa.”
Ketika Vhy menceritakan kisahnya. Aku temukan mimpiku di matanya, yang membuatku bisa terjaga hingga tiga kali semalam karenanya. Aku menatap matanya dan aku melihat ia serupa yang ada dalam mimpiku. Pada sebuah ruang tanpa cahaya dan tubuhnya seolah tanpa tulang. Aku menatap mata Vhy yang gerimis ketika menceritakan kisahnya.
“Jadi Kalena?”
“Apa sih Kalena?”
“Kamu lahir enam Agustus,”
“Hahhahahhah, iya Alena”
“Alena?”
“Aku lahir enam Agustus, hahhahaha.” Tawa Vhy terasa renyah di pendengaranku.
“Apa kado ulang tahunku?” tanya Vhy mengagetkanku