Dalam kesimpulan, pengendalian manajemen dalam bidang persediaan adalah elemen penting dalam keberhasilan perusahaan. Dengan menerapkan sistem pengendalian manajemen yang baik, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan persediaan, menghindari biaya yang tidak perlu, dan mengurangi risiko kekurangan persediaan. Praktik-praktik yang telah disebutkan di atas dapat menjadi panduan bagi perusahaan dalam mengembangkan sistem pengendalian manajemen persediaan yang efektif.
Contoh persoalan yang dapat muncul dalam sistem pengendalian manajemen persediaan di perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Overstocking (Persediaan Berlebihan): Perusahaan menghadapi masalah persediaan berlebihan yang mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi. Barang-barang tersebut mungkin mengalami kemunduran atau kadaluwarsa sebelum terjual, sehingga menghasilkan kerugian. Persoalannya adalah bagaimana mengoptimalkan pengelolaan persediaan untuk menghindari overstocking.
2. Understocking (Persediaan Kurang): Perusahaan menghadapi situasi di mana persediaan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan peluang penjualan dan ketidakpuasan pelanggan. Persoalannya adalah bagaimana mengoptimalkan peramalan permintaan dan kebijakan persediaan untuk menghindari understocking.
3. Kualitas Persediaan yang Buruk: Persediaan yang diterima atau diproduksi memiliki kualitas yang buruk atau tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian karena barang-barang tersebut tidak dapat digunakan atau harus dikembalikan. Persoalannya adalah bagaimana meningkatkan pengendalian kualitas persediaan agar memenuhi standar yang ditetapkan.
4. Kesalahan Pencatatan dan Penghitungan Persediaan: Terjadi kesalahan dalam pencatatan dan penghitungan persediaan yang dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam laporan persediaan. Hal ini dapat mengganggu pengambilan keputusan yang tepat dan menghasilkan informasi yang tidak akurat. Persoalannya adalah bagaimana meningkatkan akurasi pencatatan dan penghitungan persediaan melalui sistem pengendalian manajemen yang lebih efektif.
5. Keterlambatan Pengadaan Persediaan: Terjadi keterlambatan dalam pengadaan persediaan yang mengakibatkan kekurangan persediaan saat dibutuhkan. Hal ini dapat mengganggu operasional perusahaan dan menghambat pelayanan kepada pelanggan. Persoalannya adalah bagaimana meningkatkan pengelolaan rantai pasok dan pengaturan pengadaan persediaan untuk menghindari keterlambatan.
Implementasi sistem pengendalian manajemen dalam bidang persediaan melibatkan langkah-langkah berikut :
1. Penetapan Kebijakan dan Prosedur: Perusahaan perlu menetapkan kebijakan dan prosedur yang jelas terkait dengan pengendalian persediaan. Hal ini meliputi penetapan kebijakan persediaan, tingkat persediaan minimum dan maksimum yang diizinkan, metode peramalan persediaan, prosedur pemesanan, penerimaan barang, dan pencatatan persediaan. Kebijakan dan prosedur ini menjadi panduan bagi seluruh departemen terkait dalam pengelolaan persediaan.
2. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen: Implementasikan sistem informasi manajemen yang dapat memfasilitasi pengendalian persediaan. Sistem ini dapat mencakup fitur seperti pencatatan persediaan, pemantauan stok secara real-time, pemantauan pengadaan dan pengiriman barang, dan pelacakan kinerja persediaan. Dengan menggunakan sistem informasi yang tepat, perusahaan dapat mengumpulkan data yang akurat, menghasilkan laporan yang relevan, dan mempermudah proses pengendalian persediaan.
3. Penetapan Indikator Kinerja Kunci (KPIs): Identifikasi dan penetapan KPIs yang relevan untuk mengukur kinerja pengendalian persediaan. Contohnya, tingkat persediaan yang mengendap, putaran persediaan, tingkat keberhasilan pengadaan, atau tingkat ketepatan pengiriman barang. KPIs ini akan membantu dalam memantau kinerja persediaan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.