Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menganalisis Artikel yang Ditulis Kompasianer Senior Vs Kompasianer Muda

19 Januari 2022   15:00 Diperbarui: 19 Januari 2022   15:00 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pexels

Saya sempat vakum menulis di Kompasiana akhir tahun, tepatnya bulan November dan Desember 2021. Saat itu alasan saya karena mulai jenuh dengan peraturan Kompasiana terkait topik pilihan. 

Rasanya bosan sekali melihat beranda kompasiana diisi dengan topik pilihan. Kompasiana yang dulu lebih bewarna dengan ilmu pengetahuan dengan berbagai topik kini mulai terasa hitam putih. Satu sisi kompasiana memang perlu traffic tapi di satu sisi pemberlakuan aturan tersebut malah justru membuat banyak kompasianer mundur. 

Memang k reward yang ditawarkan kompasiana cukup menggoda. Bagi saya k reward adalah salah satu bentuk apresiasi dari kompasiana terhadap penulisnya. Toh, Kompasiana besar karena penulisnya dan mendapat penghasilan dari tulisan para kompasianer. 

Banyak juga platform lain yang memperoleh keuntungan seperti kompasiana namun, tidak memberi uang. Platform tersebut hanya memberikan poin yang pada akhirnya ditukar dengan uang dan memerlukan waktu yang sangat lama. 

Ngomong-ngomong soal kompasianer. Dua bulan saya tidak menulis di Kompasiana dan tidak membukanya cukup membuat saya kaget. Hal tersebut karena beberapa kompasianer muda yang saya kenal mulai jarang menulis. Padahal dulu tulisan mereka sering saya baca.

Salah satu alasan bisa jadi karena topik pilihan atau dikarenakan kesibukan. Bagi saya penerapan topik pilihan yang dikaitkan dengan k reward cukup menganggu. Dua bulan absen di kompasiana saya tidak berhenti menulis. Saya memilih platform blog pribadi untuk menulis karena mudah dan terserah saya menulis apa saja. Jika pun ada hasil maka hasilnya masuk ke kantong pribadi. 

Ada juga isu katanya kompasianer muda lebih banyak menulis artikel yang tidak bermutu dan minim ilmu pengetahuan. Saya sangat tidak setuju atas opini ini, bagaimana pun jelas terdapat perbedaan yang berbeda dari gaya penulisan kompasianer senior versus kompasianer muda. Yuk simak ulasan di bawah ini, 

1. Kompasianer muda lebih suka menulis sesuatu yang trending, sedangkan kompasianer senior menulis pengalaman hidup atau hal yang berbau ekonomi. 

Dari yang saya amati kompasianer senior lebih banyak membuat tulisan yang berkaitan dengan pengalaman hidup mereka. Saya suka sekali membaca tulisan Oma Rose tentang pengalaman traveling-nya. 

Tulisan opa Tjip juga banyak menginspirasi saya karena kurang lebihnya beliau banyak bercerita tentang hidupnya yang hidup di pasar yang kumuh. Keberanian opa untuk keluar dari zona nyaman cukup menginpirasi. 

Ada juga beberapa yang membahas tentang peraturan sekolah yang berkaitan dengan anak-anak. Beberapa juga membahas tentang naiknya harga sembako, rendahnya pendapatan, dan lain sebagainya. 

Berbanding terbalik dengan para anak muda yang pengalaman hidupnya belum banyak. Tentunya mereka lebih banyak menulis hal-hal yang sedang trendi, contohnya film yang sedang naik daun, gangguan psikologis yang banyak dialami oleh anak muda, atau fenomena lainnya yang erat kaitannya dengan tren. 

2. Kompasianer muda menyukai tulisan berlisticle, berbeda dengan senior yang suka tulisan terstruktur. 

Memang ada cibiran terhadap beberapa kompasianer yang suka menulis artikel tips, atau hal lainnya. Dari pengalaman saya anak muda cenderung lebih menyukai hal-hal yang berbau tips dan tidak suka membaca tulisan yang mononton. 

Bagi saya juga tidak masalah jika orang sering menulis tips hal tersebut dikarenakan yang banyak dicari saat ini memang tips. Tulisan dibuat listicle pun agar lebih mudah dibaca yang tentu saja sasarannya pembacanya adalah anak muda. 

Berbeda dengan yang muda, kompasianer senior lebih sering menulis artikel secara struktur. Tentu saja sasaran pembacanya juga berbeda. 

3. Gambar yang disisipkan oleh kompasianer muda jauh lebih menarik. 

Hal terakhir yang berbeda yaitu terkait gambar. Gambar yang disisipkan di artikel yang ditulis oleh kompasianer muda lebih bewarna dibandingkan dengan kompasianer senior yang lebih sering menggunakan gambar pribadi. 

Tiga poin di atas yang saya lihat dan bandingkan dari artikel yang ditulis kompasianer muda versus kompasianer senior. Apapun itu makna yang ditulis di artikel tentu saja tetap memberi manfaat bagi banyak orang. Setiap orang tentu saja memiliki gaya bahasa yang berbeda dibandingkan dengan yang lainnya. 

Saya harap kompasianer muda yang dulunya sering menulis di kompasiana mulai menulis kembali karena tulisan yang dihasilkan bagus dan bermanfaat bagi banyak orang. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun