Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan Seseorang Ada di Hubungan Toksik karena Tak Menetapkan "Personal Boundaries"

12 April 2021   15:54 Diperbarui: 12 April 2021   16:23 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/Simple.convos

Agama saya mengajarkan bahwa setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, artinya setiap orang berhak mengatur diri sendiri tanpa campur tangan dari orang lain. Sayangnya tak semua orang bisa seperti itu. 

Banyak orang terjebak dengan arahan hidup dari orang lain. Salah satu alasan mengapa seseorang ada di hubungan yang toksik karena tak menetapkan adanya batasan. Batasan yang dibuat oleh diri sendiri tentang siapa yang boleh masuk ke hidupmu dan hal apa saja yang boleh "mereka" lakukan terhadap kamu. Singkatnya seperti privasi antara kamu dan orang lain. 

Ada banyak orang yang takut membuat batasan karena takut tidak "enakan" dengan orang lain. Padahal dengan membuat batasan kamu dapat mengenali mana orang yang menghargai keputusan dan privasi. 

Sifat tidak enakan ini sebenarnya berbahaya bagi diri sendiri, salah satunya dapat terjebak dalam hubungan yang toksik. Saat terjebak dalam hubungan toksik, pasangan dengan mudahnya mengatur hidup kamu termasuk dalam hal mengambil keputusan. 

Personal boundaries adalah batasan, jarak, antara diri sendiri dengan orang lain, contohnya saat kamu meminta keluarga untuk mengetuk pintu kamarmu atau kamu berhak marah saat sahabatmu membaca buku diary. 

Begitu pun saat menjalin hubungan, pasangan tidak berhak terlalu ikut campur dengan keputusan atau hal-hal yang bersifat pribadi. Contohnya, pasangan tidak boleh membaca buku diary, atau kamu berhak menolak jika gaya pacarannya sudah di luar batasan yang dibuat. 

Dilansir dari psychcentral.com, ada beberapa tipe dari personal boundaries, yaitu:

1. Material boundaries, adalah kamu berhak menentukan apa barang yang dapat diberikan atau dipinjamkan kepada orang lain, contohnya uang, baju, dan sebagainya. 

2. Physical boundaries, berkaitan dengan fisik, dan privasi. Contohnya kamu berhak menentukan siapa yang mau kamu peluk dan siapa yang tidak. 

3. Mental boundaries, berkaitan dengan pikiran dan pendapat. Contohnya, berhak mempertahankan pendapat jika pendapat tersebut yang terbaik bagi dirinya sendiri. 

4. Emotional boundaries, artinya kamu harus dapat membedakan emosi dan tanggung jawab terhadap orang lain. Contohnya tak berhak untuk mencampuri atau memberikan nasihat kepada orang lain tanpa diminta. 

5. Sexual boundaries, berkaitan dengan  aktivitas seksual, dimana kamu berhak menentukan dengan siapa dan kapan melakukan aktivitas seksual. 

6. Spiritual boundaries, berkaitan dengan keyakinan yang dianut. Setiap orang gak berhak memaksa semua orang agar berkeyakinan yang sama. 

instagram.com/Simple.convos
instagram.com/Simple.convos

Selain agar tak terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, ada beberapa alasan mengapa kita perlu menetapkan personal boundaries, yaitu : 

1. Mengetahui diri sendiri

Kata orang dewasa, masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Menurut saya perkataan tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Saya baru merasa menemukan jati diri dan apa yang saya suka di umur 24 tahun.

Menetapkan personal boundaries artinya kamu telah tahu siapa diri sendiri, apa yang kamu sukai, dan yang tidak. Selain itu menetapkan personal boundaries juga dapat membentuk identitas diri dan membantu mengambil keputusan. 

Contoh personal boundaries dalam hal identitas diri adalah ketika dulu saat saya sedang skripsian dan telah mendapatkan dosen pembimbing 1. Dosen tersebut langsung mengungkapkan batasan tentang dirinya saat saya pertama kali konsul. Batasan tersebut diantaranya tidak suka dihubungi di atas jam 9 malam. Secara tidak langsung dosen saya telah menetapkan personal boundaries. 

2. Belajar untuk berani mengatakan tidak.

Ketika telah menetapkan personal boundaries maka tentu kamu akan belajar untuk mengatakan tidak pada hal-hal di luar batasan. Berani mengatakan tidak juga dapat membuat seseorang lebih produktif karena tahu mana kegiatan prioritas. 

3. Dapat menjaga kesehatan mental. 

Teman saya pernah berkata "diri sendiri itu ibarat kapal, sedangkan orang lain adalah air. Kapal perlu air untuk berlayar namun, jika air terlampau banyak maka kapal akan tenggelam". 

Sebagai makhluk sosial tentu kita perlu orang lain untuk hidup namun, jika terlampau banyak diatur oleh orang tentu tak baik. Dengan menetapkan personal boundaries artinya kamu membatasi orang lain untuk tak ikut campur dalam kehidupan pribadi. Hal tersebut tentu membantu menjaga kesehatan mental. 

Personal boundaries ini dapat dibuat pertama, dengan mengetahui siapa diri sendiri. Tentu perjalanan menemukan diri sendiri ini tak mudah. Saya menemukan diri sendiri di umur 24 tahun sedangkan teman saya baru menemukan siapa dirinya di umur 27 tahun. Tentu perjalanan setiap orang menemukan dirinya sendiri berbeda-beda. 

Kedua, bisa dilakukan dengan menulis apa perbuatan orang lain yang kamu inginkan, apa perbuatan orang lain yang tidak kamu inginkan, dan juga perkataan orang lain apa yang kamu tidak suka, sehingga nantinya perkataan tersebut tidak terlalu mempengaruhi dalam mengambil keputusan yang dibuat. 

Dengan menuliskan apa perkataan dan perbuatan orang lain yang tidak diinginkan berarti kamu menanamkan kepada diri sendiri untuk tak melakukan hal tersebut. Sekian tulisan saya, mohon maaf jika ada kesalahan dalam artikel ini. Marhaban Ramadhan buat umat Islam yang menjalankan puasa besok hari. 

Referensi: satu dua 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun