Dalam Tawur Kesanga, setidaknya ada tiga pelajaran penting bagi segenap warga Indonesia.Â
Pertama, menjaga keurukunan sosial. Menumbuhkan sikap toleransi dan terima pandangan perlu dihidupkan kembali. Toleransi berperan untuk menerima perbedaan dari segala unsur. Menerima pandangan menjembatani manusia untuk merawat pentingnya keanekaragaman.Â
Kedua, merawat Alam, ekoteologi belakangan ini nampaknya tidak terhindarkan. Bencana tsunami, gempa, dan gunung meletus seharusnya menjadi perhatian lebih bagi manusia untuk menghentikan pencederaan alam.Â
Ketiga, Tuhan, nampaknya belakangan ini manusia tidak lagi menempatkan tuhan sebagai segalanya. Mereka lebih memilih tindakan yang menguntungkan untuk menghindari eksistensi tuhan.Â
Bukti nyata dari hal ini adalah banyak pemuka dan pemimpin Indonesia sudah disumpah atas nama tuhan, masih saja melanggar, bahkan mengabaikan adanya tuhan.
Ngembak Geni
Khidmah perayaan Nyepi di Bali terakhir adalah Ngembak Geni. Upacara ini digelar sebagai penutupan dari serangkaian upacara Nyepi. Menurut kepercayaan umat Hindu, Ngembak artinya 'bebas' dan Geni artinya 'api', jadi Ngembak Gani berarti diberlakukanya kembali aktivitas secara normal.Â
Umat Hindu dalam Ngembak Geni biasanya akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan dharma santhi. Mereka akan saling bermaaf-maafan dan cium-mencium untuk mempererat persaudaraan dan keakraban antar umat hindu.
Ngembak Geni sepatutnya tidak hanya berlaku bagi umat Hindu. Segenap bangsa perlu menumbuhkan sikap persaudaraan dan keakraban. Mengingat sejarah kemerdekaan NKRI mulai 1930-1945 didasari atas pentingnya tali persaudaraan.Â
Keakraban antar golongan, kepercayaan, etnis dan lain sebagainya juga menjadi latar belakang terbentuknya kemerdekaan Indonesia. beberapa pemuka agama juga senada bahwa persaudaraan dan keakraban menjadi konsep dasar dalam membentuk suatu peradaban.Â
Tanpa adanya persaudaraan dan keakraban, seluruh umat manusia Indonesia mungkin tidak dapat menikmati Indonesia sebenarnya. Bisa jadi negara Indonesia dan warganya tidak jauh beda dari zaman Jahiliah.