Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menenun Kebaikan di Hari Raya Nyepi

6 Maret 2022   14:53 Diperbarui: 6 Maret 2022   14:56 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melasti adalah salah satu rangkaian upacara yang mengawali perayaan Nyepi di Bali. Ritual ini bertujuan untuk penyucian diri sebelum peribadatan Nyepi. Melasti juga dikenal sebagai ritual penyucian benda Sakral di pura. 

Pelaksanaan ritual Melasti biasanya dilakukan dengan mengarak benda Sakral Pura mengelilingi desa hingga sampai di bibir laut. Ritual tersebut digelar untuk menghilangkan kotoran-kotoran bagi pemeluk Hindu dengan air kehidupan. 

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai air kehidupan yang mampu menangkal segala bentuk kejahatan. Kegiatan tersebut biasanya berlangsung tiga atau empat hari menjelang peryaan Nyepi.

Dalam Upacara melasti sebagai rangkaian dari perayaan Nyepi oleh umat Hindu seharusnya juga jadi pelajaran penring bagi segenap bangsa ini. Melasti mesti menjadi pondasi kokoh bagi segenap warga Indonesia bahwa mereka lahir di bumi pertiwi ini dalam keadaan bersih dari sang pencipta, berarti kembali dalam keadaan bersih pula. 

Individu-individu sepatutnya menyadari bahwa bentuk kejahatan seperti diskriminasi, ujaran kebencian, memfitnah dan lain sebagainya tidak sepatutnya dilakukan. 

Demi menjaga persatuan dan kesatuan, segenap warga Indonesia haruslah menjaga kesucian marwah bangsa. Menjaga kesucian dari kotoran-kotoran fanatik, egosentris, dan tindakan sewenang-wenang.

Tawur Kesanga

Setelah Melasti, Rangkaian perayaan Nyepi dilanjutkan dengan Tawur Kesanga atau Meracu. Tradisi ini dilaksanakan H-1 dan digelar di Pura Agung Bekasih menjelang perayaan Nyepi. 

Upacara ini identik dengan pawai festival ogoh-ogoh. Umat Hindu menganggap ogoh-ogoh sebagai bentuk representasi dari segala sifat jahat dan buruk manusia. 

Tujuan Tawur Kesanga bagi pemeluk hindu bertujuan untuk membersihkan Jagad Bhuana Alit dan Buana agung berdasarkan konsep Tri Hita Karana, menyelaraskan hubungan manusia dengan manusia manusia dengan alam dan manusia dengan tuhan. 

Karena itu, di akhir perayaan, patung ogoh-ogoh kemudian dibakar sebagai simbol pembersihan sifat dan prilaku jahat manusia dalam perayaan Nyepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun