Satu hal yang harus dipahami Andre adalah, memaknai kenangan tersebut sebagai masa lalu yang tidak perlu diputar kembali. Jika ini adegan sinetron, maka Andre harus berkata dalam hati, "Oke, kenangan buruk di masa lalu telah terjadi dan mustahil berubah. Hal itu sudah berlalu dan sekarang aku menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang percaya diri dan mampu melakukan presentasi dengan baik, tidak peduli berapa banyak orang di depanku. Sekarang aku lebih percaya diri. Aku bisa berpresentasi dengan baik."
Seberapa baik hidup kita sangat erat kaitannya dengan pola pikir kita. Pola pikir kita dalam memaknai kejadian, baik itu kejadian manis atau kejadian buruk, amat menentukan seberapa baik hidup kita.
Semakin sering kita memikirkan hal-hal yang membuat kita takut dan fobia. Maka ketakutan dan fobia yang kita punya, semakin membesar, semakin mengakar dalam kepribadian kita. Semakin menguasai hidup kita. Semakin kita takut, semakin kita terpenjara dalam ketakutan.
Apakah benar, kamu ingin selamanya hidup dalam ketakutan? Apa iya, kamu mau seumur hidup menderita fobia? Tidakkah kamu ingin hidup bebas merdeka tanpa fobia?
Jadi, berpikirlah hal-hal yang membuatmu berani. Daripada berpikir hal-hal yang membuatmu takut. Berpikirlah jernih, jangan memutar memori buruk berulang-ulang.
Jika kamu tidak mampu mengendalikan memori buruk yang selalu berputar di pikiranmu. Maka, maknailah memori buruk itu dengan cara yang berbeda. Misalnya, sadari bahwa dulu kamu bodoh dan sekarang kamu pintar. Dulu kamu bego sekarang kamu cerdas.
Dalam kesempatan yang lain, saya akan membahas Ilmu Netral. Sebuah ilmu untuk memaknai setiap kejadian buruk menjadi netral. Bahkan kata-kata yang menyakitkan hati tak mampu melukai hatimu. Bahkan kata-kata keji, tak mampu meruntuhkan harga dirimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H