Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup dari Menulis, Jalan yang Panjang dan Berdarah-Darah

29 April 2023   00:32 Diperbarui: 29 April 2023   18:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mencapai kesempurnaan dalam menulis. Butuh kerja keras yang tidak bisa dilakukan hanya dalam satu hari. Butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Orang yang tidak suka menulis, merasa bahwa ini adalah pekerjaan yang sia-sia. Sampai pada satu titik orang itu melihat penulis yang kaya dari menulis.

Masalahnya, berapa banyak penulis yang kaya hanya dari menulis. Berapa persen penulis yang kaya hanya dari menulis. Berapa banyak buku yang tidak bestseller. Berapa banyak penulis yang hanya menulis satu dua buku. Kemudian bukunya tidak terlalu 'menjual' dan berakhir ganti profesi yang lebih cuan. 

Betapa banyak penulis yang ingin "hidup" dari menulis. Tetapi pada kenyataannya hal itu tidak mudah untuk terwujud. Betapa banyak penulis yang berhenti di tengah jalan. Lalu mengubur mimpi menjadi penulis yang hidup dari karya. 

Pada kenyataannya, penulis yang "menomorsatukan" uang akan menyerah di tengah jalan. Hanya penulis bermental baja yang tidak pernah menyerah yang bisa hidup dari karya. Karena hal itu tidak mudah, hanya orang-orang tertentu yang akhirnya bisa meraihnya.

Menulis adalah tentang kecintaan terhadap dunia menulis.

Meskipun menulis bisa membuat hidup seseorang bahagia. Indikator kebahagiaan perasaan tidaklah cukup. Untuk seseorang hidup mengandalkan profesi menulis. Harus ditumpu dengan kebahagiaan finansial. Hidup dari karya. Kalau hanya mendapat bahagia perasaan saja, namun secara finansial menderita. Pada akhirnya penulis beralih profesi lain yang lebih membahagiakan secara finansial.

Untuk saat ini, Anda tidak bisa merdeka secara finansial sebagai fulltime kompasianer. Kalau kita melihat jumlah nominal yang diterima kompasianer dalam bentuk K-Rewards. Kita sudah bisa meraba. Sesejahtera apa jika ada orang yang berprofesi sebagai fulltime kompasianer. 

Dengan kenyataan ini, saya kira, ketika orang masih betah menulis di Kompasiana. Meskipun para top gainer kompasianer mendapatkan uang yang bisa dibilang tidak cukup untuk membiayai semua kebutuhan hidupnya. Tapi orang-orang masih berbondong-bondong menulis di Kompasiana. Hal itu menunjukkan bahwa orang menulis di Kompasiana bukan semata-mata mencari mencari penghasilan. Pasti ada alasan-alasan lain.

Salah satu alasan mengapa orang masih berbondong-bondong menulis di Kompasiana adalah Kompasiana menjadi platform blogging yang nyaman bagi pengguna. Baik nyaman secara visual, maupun kemudahan dalam penggunaan. Menjadi bagian dari komunitas menulis yang sehat dan mudah mendapatkan apreasiasi dari kompasianer senior.

Menulis adalah tentang ekspresi dan apreasiasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun