Mohon tunggu...
Ahmad Irfan Ardiansyah
Ahmad Irfan Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Research is My Life!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Bermakna AM: Essay 121 Hari Menjadi Pengajar & Pendidik

7 Juni 2024   17:30 Diperbarui: 7 Juni 2024   17:42 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi, 2024

Halo, perkenalkan, nama saya Ahmad Irfan Ardiansyah, mahasiswa semester 6 pada program studi S1 Pendidikan Geografi, Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. 

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam melaksanakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa program studi kependidikan ketika berada di semester 6, yaitu Asistensi Mengajar atau yang lebih dikenal dengan sebutannya, AM. 

Pengalaman yang akan saya jabarkan pada essay ini sifatnya subjektif berdasarkan pengalaman menjalani kegiatan ini selama empat bulan. Oleh karenanya, pembaca diharapkan bisa mengambil sisi positif dari essay ini dan membuang sisi negatifnya - apabila ada. 

Sebagai informasi awalan, AM merupakan bagian dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang fokusnya adalah pengabdian mahasiswa dalam bentuk penerapan kompetensi dan keahlian langsung dan nyata di sekolah – sekolah mitra dari Universitas Negeri Malang (UM). 

Kegiatan Asistensi Mengajar ini konsepnya kurang lebih sama dengan kegiatan mengajar di sekolah yang juga program MBKM, yakni Kampus Mengajar (KM), hal yang membedakan adalah Kampus Mengajar (KM) merupakan program yang disediakan oleh Kemendikbudristek RI, sementara program Asistensi Mengajar (AM) merupakan program yang disediakan UM sendiri. 

Hal yang juga perlu diketahui adalah bahwa program Asistensi Mengajar (AM) ini merupakan program yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa yang program studinya berkaitan dengan kependidikan, sebut saja seperti Pendidikan Geografi, Pendidikan Sosiologi, Pendidikan Tata Niaga, dan lain-lainnya. 

Pelaksanaan kegiatan AM yang saya jalani berlangsung mulai dari tanggal 19 Februari – 14 Juni 2024. Selama kegiatan tersebut saya mendapatkan berbagai pengalaman yang bermakna, melatih kemampuan saya dalam memanajemen kelas, bertemu dengan siswa dan mahasiswa yang karakternya berbeda, dan memahami lebih dalam tentang kebudayaan dan tradisi sekolah. 

Sebelum membahas lebih dalam terkait pengalaman saya di MAN 1 Malang. Rasanya baik untuk mengetahui lebih dahulu alasan mengapa saya memilih MAN 1 Malang. Awalnya, pada pekan – pekan pemilihan sekolah penempatan, saya berencana memilih sekolah yang jaraknya tidak jauh dari lokasi kos saya. 

Alasannya sederhana, saya belum memiliki motor, mahasiswa rantau dari Sumatera, dan setiap hari apabila ingin pergi ke tempat yang cukup jauh, ojek online adalah satu – satunya cara. Oleh karena itu, sebelum saya memilih lokasi penempatan, saya melakukan riset kecil terhadap sekolah – sekolah yang tahun sebelumnya menjadi sekolah mitra AM, salah satu sekolah yang jaraknya cukup dekat dari kos saya adalah MAN 1 Malang. Singkat cerita, saya memilih MAN 1 Malang. 

Hal berikutnya ini tidak dapat dipungkiri, saya kaget bukan kepalang ketika ternyata sekolah yang saya pilih ternyata bukanlah MAN 1 Malang yang ada di Kota Malang, melainkan MAN 1 Malang yang ada di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Untuk membuat situasi semakin rumit, saya juga sebelumnya tidak tahu jika Gondanglegi adalah nama kecamatan, saya kira hanya suatu daerah di Kota Malang, sehingga yang saya pilih langsung pertama kali adalah MAN 1 Malang – Gondanglegi, tanpa berpikir – pikir lagi. 

Saya masuk ke dalam situs PPL UM termasuk yang paling cepat, bahkan kuota pertama dari enam yang tersedia. 0/6 menjadi 1/6, “1” tersebut adalah saya yang mengisi pertama kali untuk penempatan di MAN 1 Malang. 

Bahkan, saya menyadari bahwa sebenarnya terdapat sekolah yang jaraknya sangat jauh lebih dekat yang pada saat itu kuotanya masih tersedia – dalam kata lain 0/3. Saya sempat melihat sekolah tersebut dan terbesit untuk memilihnya, namun ternyata saya pada akhirnya tetap memilih MAN 1 Malang – Gondanglegi.

Namun, yang terjadi selanjutnya, selama empat bulan, merupakan pengalaman yang mungkin tidak akan saya dapatkan jika saya hanya memilih sekolah yang dekat dengan comfort zone saya. 

121 hari lamanya saya belajar dari lingkungan, guru, dan staf kependidikan di MAN 1 Malang, saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa baik dan berkesempatan untuk bisa belajar banyak. 

Tanpa pengantar lebih lama lagi (meski sudah dua halaman), saya akan membahas tentang pengalaman bermakna saya selama menimba dan mengimplementasikan pengetahuan yang saya miliki di MAN 1 Malang.

Sebagaimana normalnya, sebelum melaksanakan kegiatan Asistensi Mengajar saya bersama rekan – rekan mahasiswa sesama program studi melakukan observasi terlebih dahulu di MAN 1 Malang, setibanya di MAN 1 Malang, kami disambut oleh Guru Pamong dari mata pelajaran geografi, yaitu Bapak Ady Irawan, S.Pd., dan Bapak M. Mu’tashimbillah, S.Pd., serta tidak lupa Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, Bapak Pa’is, M.Pd.

Dokumentasi Pribadi, 2024
Dokumentasi Pribadi, 2024

Kegiatan observasi, dilakukan dengan beberapa kegiatan, awalnya dimulai dari perkenalan guru pamong, beberapa guru dan staf yang nantinya akan membantu mahasiswa Asistensi Mengajar, dan melihat kelas – kelas yang nantinya akan diajar oleh mahasiswa Asistensi Mengajar.

Setelah kegiatan observasi selesai dilakukan, saya diberitahu oleh guru pamong agar terlebih dahulu memiliki contoh beberapa dokumen yang umumnya digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran, seperti Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Program Semester (Prosem), Program Tahunan (Prota), Kalender Pendidikan (Kaldik), dan contoh materi dan bank soal. 

Menurut saya, berbagai dokumen yang perlu dipersiapkan tersebut dapat saya kuasai dengan mudah, dikarenakan saya sebelumnya juga pernah bertugas sebagai pembimbing olimpiade geografi saat saya masih SMA. Namun tentunya beberapa tantangan muncul, misalnya dalam hal penyusunan ATP, beberapa hal perlu mengalami penyesuaian sesuai dengan jadwal dan lama kegiatan Asistensi Mengajar, sebab apabila dihitung – hitung melalui Kalender Akademik, pelaksanaan pembelajaran di kelas ternyata cukup singkat, belum lagi terdapat kegiatan tambahan yang tentunya mau tidak mau memakan jadwal pembelajaran.

Tugas pertama, saya diarahkan untuk mengajar kelas XII, XII IPS 3. Mengingat jadwal di kelas XII yang sebenarnya ketika dilihat cukup sedikit, saya diarahkan oleh Guru Pamong (GP) untuk memberikan materi tentang Strategi Indonesia Menjadi Negara Maju, materi ini cukup abstrak, sehingga saya memanfaatkan situs web Mentimeter untuk mengetahui apa yang mereka ketahui terlebih dahulu tentang istilah strategi. 

30 siswa yang hadir mendengarkan dengan saksama dan antusias, hal ini juga dipengaruhi dengan model gaya mengajar saya, mengkombinasikan PowerPoint + Mentimeter + Penampilan “All In” yang saya berikan ternyata sangat baik diterapkan di kelas ini.

Menutup kelas, saya tidak ingin siswa hanya memahami materi yang saya sajikan, oleh karenanya saya memberikan empat soal esai yang sifatnya open-ended terkait materi tersebut. Hasilnya, guru dan siswa menjadi aktif dalam diskusi di dalam kelas. 

Tugas mengajar saya untuk kelas XII IPS 3 untuk beberapa pertemuan berikutnya adalah difokuskan untuk persiapan Ujian Akhir Madrasah (UAM), kegiatan yang sering disebut dengan drilling soal ini berlangsung selama dua pekan, sebelum siswa kelas XII menghadapi Ujian Akhir Madrasah. 

Sedikit bercerita terkait pelaksanaan drilling soal UAM, kegiatan yang dilaksanakan selama dua jam pelajaran atau 80 menit ini berfokus pada siswa mengerjakan soal selama 40 menit, dan kemudian dibahas bersama – sama dengan siswa. Pelaksanaannya berjalan dengan lancar, sehingga dua paket soal yang diarahkan oleh Guru Pamong agar dapat dibahas bersama selesai dibabat habis.

Selain kegiatan mengajar, tugas kedua saya adalah dalam hal membimbing siswa dan siswi kelas X dan XI mempersiapkan diri dalam menghadapi kegiatan Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten Malang (OSN-K). 

Guru Pamong memberikan saya tugas agar dapat membimbing siswa dan siswi tersebut dengan baik, dalam hal persiapan materi, strategi pengerjaan soal, latihan soal, dan tips dalam menjawab soal – soal olimpiade. Sebagai mahasiswa yang ketika SMA sudah biasa dan sering menjuarai berbagai olimpiade sains, seperti KSM, OSN, OLGENAS XV UGM, dan perlombaan olimpiade geografi lainnya, saya merasa terhormat dan antusias dalam membimbing adik – adik saya ini. 

Dokumentasi Pribadi, 2024 
Dokumentasi Pribadi, 2024 

Saya memahami bahwa untuk bisa menjuarai kompetisi sains, tunjangan dari sisi materi pelajaran dan bank soal merupakan kunci utama, oleh karenanya, saya memberikan materi dan soal yang sebelumnya saya gunakan untuk kegiatan olimpiade ketika SMA maupun di perguruan tinggi. 

Kegiatan pembinaan olimpiade ini sangat saya nikmati, sebab rasanya seperti bernostalgia ketika masa – masa SMA lalu. Di MAN 1 Malang, kegiatan olimpiade ini disebut juga dengan istilah Cerdas Istimewa (CI) dan memiliki ruangan olimpiadenya sendiri. 

Prestasi – prestasi dalam hal olimpiade sains juga akrab dan melekat di MAN 1 Malang, hal ini bisa diketahui dari beberapa prestasi yang diperoleh siswa – siswinya. Guru – guru di MAN 1 Malang juga sangat suportif dan akomodatif dalam menyediakan fasilitas dan layanan bagi siswa dan siswi yang mengikuti ekstrakurikuler olimpiade ini, sehingga tidak ada permasalahan yang menghambat kegiatan pembelajaran. 

Lebih lanjut, selama proses pembinaan olimpiade geografi yang dimulai sekitar 20 Februari sampai dengan akhir April, saya membina enam siswa dan siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler olimpiade geografi. Kegiatan yang saya lakukan dalam membina siswa dan siswi ini adalah penyajian materi dilanjutkan dengan latihan soal dan diakhiri dengan sesi tanya jawab, baik secara individu maupun bersama – sama. 

Selain itu, saya juga melaksanakan sesi tanya jawab acak tentang materi – materi yang sudah dipelajari beberapa pertemuan sebelumnya. Hal ini diperuntukkan agar siswa konstan membaca dan selalu mengulang materi – materi yang disampaikan sebelumnya. 

Selain bidang geografi, saya juga membina siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler kebumian, hal ini bagi saya mudah, sebab ibarat danau dan laut, kebumian pada dasarnya merupakan pendalaman dari geografi, dan perbedaannya hanya sedikit, bahwa pada kebumian tidak ada materi berkaitan dengan ilmu – ilmu sosial. Materi yang disajikan pada olimpiade geografi sudah sangat dalam sehingga materi kebumian bisa diintegrasikan di dalamnya. 

Hasilnya? Pada Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten Malang, 2 siswi dari geografi dan 1 siswa dari kebumian berhasil melaju ke tingkat Provinsi Jawa Timur.

Pusat Prestasi Nasional, 2024
Pusat Prestasi Nasional, 2024
Tugas ketiga saya adalah dalam hal kegiatan yang sifatnya administratif, yaitu piket tata tertib, KBM, dan perpustakaan. Untuk mempersingkat cerita, kegiatan ini pada dasarnya berfungsi untuk menjaga kedisiplinan dari siswa. Misalnya, pada piket tata tertib, saya bertugas dalam hal pencatatan keluar – masuk dan perizinan siswa di MAN 1 Malang, karena lingkupnya satu sekolah, saya diajarkan oleh guru piket tentang jenis – jenis kartu izin, karakteristik perizinan siswa yang eligible untuk setiap jenis kartu, dan bagaimana merekapitulasikannya ke dalam buku besar, saya menyebutnya sebagai buku merah, karena sampulnya memang merah.

Kegiatan tata tertib juga berkaitan dengan pencatatan nama – nama siswa yang terlambat masuk, memastikan bahwa siswa hanya membawa barang yang fungsinya untuk belajar, dan kegiatan piket sapa siswa setiap harinya. 

Lanjut pada kegiatan piket KBM, piket KBM ini berkaitan erat dengan penjadwalan pembunyian bel sekolah, melakukan inspeksi ke setiap kelas untuk memastikan bahwa guru masuk sesuai dengan jadwalnya masing – masing, dan mencegah siswa keluar dari kelas.

Kegiatan piket yang saya jalani di MAN 1 Malang selanjutnya adalah piket perpustakaan, sebagaimana umumnya piket perpustakaan, kegiatan utama dalam piket ini adalah merekapitulasikan, mencatat, dan mengelola data siswa dan siswi yang meminjam dan mengembalikan buku – buku. 

Selain itu, saya juga belajar dari guru – guru piket perpustakaan tentang cara menyusun buku – buku sesuai kodifikasi dan topiknya masing – masing. Kegiatan piket yang saya lakukan ini memberikan wawasan dan keterampilan lebih dalam kepada saya tentang kegiatan – kegiatan yang sifatnya administratif di sekolah.

Sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya, saya diamanahi untuk mengajar dua kelas, yaitu kelas XII IPS 3 dan XI H. Kelas XI H sendiri saya ajar setelah bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. 

Pada penempatan mengajar di kelas XI H saya mendapatkan setidaknya tujuh pertemuan untuk membahas bab terakhir dalam mata pelajaran geografi, yaitu tentang Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan. Dalam pembelajaran di kelas XI H saya belajar lebih banyak tentang bagaimana mengelola kelas, membuka dan menutup pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan sumatif harian atau ulangan harian. 

Saat mengajar di kelas XI H ini pula saya mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan baru tentang cara – cara membuat media pembelajaran yang menyenangkan dan cara – cara membuat soal ulangan harian dengan karakteristik High Order Thinking Skill (HOTS). 

Pengalaman – pengalaman yang saya dapatkan selama mengajar di kelas XII IPS 3 dan XI H merupakan hal bermakna baik dalam hal persiapan, pelaksanaan, dan pasca-pelaksanaan kegiatan mengajar di dua kelas tersebut, banyak hal baik yang bisa saya pelajari dan menjadi masukan untuk pengembangan kompetensi mengajar saya yang sudah sangat baik agar dapat dipertahankan.

Selain mengajar, membimbing siswa olimpiade geografi, serta melaksanakan kegiatan piket, saya juga diberikan amanah untuk membuat soal Penilaian Akhir Tahun untuk mata pelajaran geografi. 

Saat diberikan arahan untuk membuat soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) tersebut saya merasa senang karena sebelumnya saya sudah memiliki ribuan bank soal yang dapat saya integrasi dan modifikasikan sesuai konteks dan materi serta menjadikannya sebagai soal Penilaian Akhir Tahun. Namun, saya tidak serta merta memasukkan soal yang ada di bank soal tersebut ke dalam soal PAT, melainkan saya menggunakannya hanya sebagai inspirasi dan model tentang bagaimana sebenarnya soal – soal tersebut bisa menjadi soal yang berkualitas. 

Sebelumnya, pada semester 4 saya telah diajarkan tentang bagaimana cara membuat soal yang sesuai konteks materi dan berkualitas, mempertimbangkan level Taksonomi Bloom, dan membuat stimulus soal, mengimplementasikan pengetahuan tersebut ke dalam situasi nyata membuat saya benar – benar merasakan fungsi dari pengetahuan yang saya peroleh dari mata kuliah Pengembangan Instrumen Penilaian di semester 4 tersebut.

Pengalaman empat bulan menerapkan pengetahuan bersama dengan belajar di MAN 1 Malang memberikan saya pengalaman baik dan perspektif baru tentang bagaimana operasional sekolah sehari – harinya, bagaimana guru beserta staf kependidikan lainnya saling bekerja sama, dan memahami karakter siswa yang berbeda – beda. 

Memahami bahwa bahkan antara mahasiswa yang berasal dari satu program studi yang sama memiliki perspektif dan pengetahuan berbeda – beda juga menambah pemahaman saya. Akhir kata, saya berterima kasih kepada guru pamong, dosen pembimbing, siswa, dan rekan mahasiswa yang telah bekerja sama untuk mewujudkan kegiatan Asistensi Mengajar (AM) sebagai program yang berjalan dengan lancar, berhasil dalam memberikan perspektif dan pengetahuan baru, dan tentu saja, sukses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun