Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Pembantaian PKI di Bawah Pohon Besar

21 April 2021   13:10 Diperbarui: 21 April 2021   13:27 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai pula pada rakaat terakhir. Aku mencoba untuk tetap fokus. Tapi tetap saja pikiran ini tidak dapat dihentikan. Aku hanya ingin fokus dalam hati ku berkata.

Salat tarawih selesai, saatnya pulang ke rumah. Aku bergegas pulang supaya mengecek kompor dan pekerjaan ku yang sedari tadi terlintas di pikiran. Aku mencari sendalku dan kemudian pulang.

Sebelum melewati pohon besar itu, pikiranku berkecamuk. Aku memikirkan roh-roh gentayangan di desa ini. Sekali lagi aku meyakinkan diriki, bahwa ini adalah bulan Ramadhan bulan yang tidak ada hantu-hantu seperti hantu komunis.

Ketika aku melangkah perlahan melewati pohon itu. Semakin dekat dengan pohon itu terdengar suara tertawa laki-laki. Langsung seluruh tubuhku merinding. Pas di pohon itu suaranya semakin terdengar jelas.

"Hahahaha" suara ketawa di balik pohon itu.

Aku semakin takut, aku mencoba untuk lari saja. Tapi gagal, karena ada yang memanggilku. Dia adalah Jalal, temanku.

"Astagfirullah, Jalal. Ngapain kamu disitu?" Dengan nafas terangas-ngos aku bertanya kepada Jalal.

"Ini, Mil. Biasalah. Sini, kamu mau gak?" Jawab Jalal cengengesan.

"Apa itu ?" Tanyaku.

Jalal datang menghampiriku dan membawaku ke balik pohon itu. Ternyata di balik pohon itu ada beberapa kawan Jalal juga. Mereka adalah para pemuda desa pengangkut beras di pasar. Marwan dan Agus.

"Ini." Jalal menyodorkan sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun