Low masih punya waktu untuk memikirkan pilihan pemain yang akan ia bawa di Euro 2020. Diketahui bahwa timnas Jerman akan mengumumkan skuad Euro 2020 pada 18 Mei nanti. Namun, sebelum itu Low harus memikirkan performa anak asuhnya yang belum meyakinkan.
Ada Apa Dengan Jerman?
Tiga pertandingan terakhir timnas Jerman berakhir dengan 2 kemenangan dan sekali kalah. Mencetak 5 gol dan kebobolan 2 gol. Masalahnya, kekalahan tersebut hadir dari Makedonia Utara, negara berperingkat 65. Jauh dari Jerman yang menghuni peringkat 13 dunia (per 18 Februari 2021).
Bila mundur ke tahun 2020, hasil timnas Jerman lebih buruk lagi. Die Mannschaft -julukan timnas Jerman- hanya meraih 3 kemenangan dari 8 laga. Rinciannya, 3 kali menang, 4 kali imbang, dan sekali kalah.
Tiga dari 4 hasil imbang itu bahkan didapat Jerman usai kecolongan di menit-menit akhir. Melawan Spanyol dan Swiss di UEFA Nations League serta Turki di pertandingan persahabatan, Jerman selalu gagal menang meski selalu mencetak gol terlebih dahulu.
Tiga kemenangan yang diraih Jerman di tahun 2020 juga bukan datang dari tim kuat. Memang sudah seharusnya Jerman menang atas Ukraina dan Ceko. Namun, satu kekalahan di akhir tahun 2020 terasa snagat menyakitkan.
Berjumpa dengan Spanyol di ajang UEFA Nations League tahun lalu, Die Mannschaft dilumat enam gol tanpa balas oleh tuan rumah, La Furia Roja. Sebuah hasil yang sangat tidak mencerminkan kualitas timnas Jerman sebagai juara Piala Dunia 2014.
Berbahaya! Sebab, Jerman tergabung di Grup F Euro 2020 dan akan berjumpa dengan dua negara kuat, Prancis juara Piala Dunia 2018, Portugal juara Euro 2016, dan tim kuda hitam Hungaria yang sedang membangun kembali kekuatan sepak bolanya.
Wajar bila Joachim Low jadi sararan kritik publik Jerman. Penampilan Die Mannschaft yang katanya spesialis turnamen belum meyakinkan. Langkah Jerman dijamin berat. Low memang banyak memberi kesempatan main bagi para pemain muda dan debutan. Sayangnya, sejak 2018 hingga sekarang, performa para pemain tersebut belum membuahkan hasil bagus.
Saran Uli Hoeness memang ada benarnya. Sejak gagal total di Piala Dunia 2018, Low banyak meninggalkan pemain tuanya. Ini berbeda dengan langkah Prancis dan Portugal yang masih menyisakan pemain senior dalam skuadnya jelang Euro 2020.
Prancis masih mempertahankan Giroud, Griezmann, Kante, Mbappe, Lloris, Pavard, Pogba, hingga Varane. Sementara Portugal juga masih memanggil pemain senior semacam Rui Patricio, Jose Fonte, Joao Moutinho, Pepe, dan tentu saja Cristiano Ronaldo. Semua nama kawakan tersebut dipadukan dengan pemain muda dan debutan. Alhasil, permainan Prancis dan Portugal lebih variatif dan sedap dipandang.
Sementara itu, situasi di timnas Jerman sekarang memang banyak dihuni pemain muda dan pemain yang masih minim pengalaman di level tim nasional. Langkah Low memang tak salah, tetapi keputusannya bongkar pasang pemain dan meninggalkan pemain senior yang masih tampil impresif adalah keputusan yang patut dipertanyakan.