Tak usah jauh-jauh. Tengok saja Gian Piero Gasperini bersama Atalanta. Gasperini butuh 3 tahun lebih untuk menyempurnakan idenya di Atalanta. Hasilnya, Atalanta sudah 2 musim ini rutin mentas di Liga Champions dan masih pula menghasilkan pemain hebat di akademinya.
Soal pelatih asing, tim-tim Italia mayoritas dikelola secara tradisional. Kekeluargaan masih sangat kental. Memang, hadirnya pelatih asing tak selalu baik. Lihat saja Inggris yang sekarang didominasi pelatih asing dan membuat regenerasi pelatihnya terhambat.
Akan tetapi, hadirnya pelatih asing yang hebat bisa menaikkan pamor sekaligus menaikkan taraf persaingan. Alhasil, Serie A bakal lebih kompetitif dan berwarna. Dampak positif lainnya, makin banyak revolusi taktik baru yang bermunculan, sehingga ketika tim Serie A mentas ke kompetisi Eropa tak kaget dengan model taktik pelatih asing. Ingat, Italia terakhir juara Liga Champions pada 2010 lalu saat Inter dilatih Jose Mourinho.
Dampak nyata yang pengin dilihat penggemar Serie A tentu saja sajian sepak bolanya yang makin seru, kompetitif, dan bervariatif. Tidak terus begitu-begitu aja karena pelatih-pelatihnya yang itu-itu aja. Â Â Â
Lalu, apakah Serie A benar membosankan? Bagi saya tidak. Persaingan di dalam Serie A masih seru, sayangnya level tersebut tak cukup untuk berbicara di level kompetisi eropa. Semoga saja Italia mau berbenah dan mengubah kebiasaan rotasi pelatih di liganya.
@IrfanPras
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H