Di era Fank Lampard, Kepa masih beberapa kali dibela pelatihnya itu saat tampil buruk. Namun, dengan dipecatnya Lampard, kondisi Kepa jadi tidak pasti. Bisa jadi dia langsung dibuang Tuchel saat kembali melakukan blunder dan yang pasti sudah tak ada orang yang rela membela Kepa lagi.
Situasi di Arsenal juga sebenarnya mirip. Kiper utama mereka, Bernd Leno juga kerap melakukan kesalahan yang berujung gol. Kadang Leno tampil brilian, tapi suksesor Jens Lehmann itu juga tak jarang menerima kritikan dari fan atas penampilannya.
Untungnya Leno masih diberi kepercayaan tampil oleh Arteta. Sejauh ini, kiper baru yang didatangkan Arsenal masih dalam kategori kiper cadangan, bukan pengganti Leno. Saat Leno tampil kurang baik pun, pihak Arsenal cukup tertutup agar kipernya tersebut tidak menerima lebih banyak cacian.
Kembali ke sikap Jurgen Klopp. Apa yang diperlihatkan Klopp untuk menghadapi momen blunder yang dibuat pemainnya bisa dicontoh klub lain beserta seluruh pemain, pelatih, dan fannya. Klopp begitu melindungi si pemain.
Baik saat Karius, Adrian, dan Alisson membuat blunder, Klopp tidak membantah kejadian tersebut. Klopp justru mengakui kesalahan pemainnya, bahkan dia juga menambahkan dugaan penyebab kipernya tampil buruk.
Terkadang alasan Liverpool dan Klopp saat membela kiper yang melakukan blunder bisa dibilang tidak masuk akal. Mulai dari gegar otak yang jadi alasan Karius melakukan blunder, hingga kaki dingin Alisson saat melawan Manchester City kemarin.
Akan tetapi poinnya bukan itu, melainkan bagaimana Klopp menjaga agar moral dan psikis pemainnya tersebut tetap positif. Bisa dibilang kalau Klopp tengah mencoba menjaga mental si pemain, dalam hal ini Alisson Becker agar tidak tumbang.
Kita ambil contoh kasus Robert Enke. Ada yang mengingatnya? Enke muda adalah seorang kiper berbakat pada masanya. Musim 2002/2003, Enke memilih berlabuh ke Barcelona dari Benfica setelah dirinya mendapat beberapa tawaran dari klub-klub besar Eropa.
Sayangnya, di Barcelona itulah dia menerima perlakuan negatif. Dalam laga debutnya di ajang Copa del Rey, Enke kebobolan 3 gol dari klub divisa 3, Novelda. Barca kalah dan Enke langsung disalahkan. Parahnya, kapten Barca saat itu, Frank de Boer terang-terangan mengkritik Enke di hadapan publik.
Singkat cerita, Enke makin tak masuk skema Loius van Gaal. Pendukung Barca juga membencinya. Enke akhirnya dipinjamkan ke Fenerbahce. Namun, di klub Turki itu nasibnya malah tambah malang.
Permasalahannya sama. Enke lagi-lagi kebobolan 3 gol di laga debutnya bersama Fenerbahce. Laga itu akhirnya jadi satu-satunya laga resmi Enke bersama Fenerbahce setelah ia menerima perlakuan buruk suporter fanatik Fenerbahce yang melemparinya dengan botol.