Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Uji Nyali Mario Mandzukic di AC Milan

19 Januari 2021   21:06 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:10 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mario Mandzukic, rekrutan anyar AC Milan di bursa transfer Januari 2021. | foto: acmilan.com

Tidak ada yang menyangka AC Milan bakal membuat langkah seradikal ini di bursa transfer musim dingin Januari 2021. Tanpa banyak desas-desus, manajemen AC Milan telah sukses mengamankan tanda tangan Mario Mandzukic.

Datangnya Mario Mandzukic sudah diumumkan langsung oleh situs resmi Rossoneri. Dalam keterangan resmi di acmilan.com, Mario Mandzukic akan dikontrak hingga akhir musim ini dengan opsi perpanjang satu tahun.  

Mario Mandzukic bukanlah nama asing di pentas sepak bola Italia. Mandzukic tercatat pernah membela Juventus dari tahun 2015 hingga 2019. Bersama "Si Nyonya Tua", Mandzukic mencetak 44 gol dalam 162 penampilan.

Sontak, kedatangan Mandzukic disambut antusias oleh para penggemar AC Milan di seluruh dunia. Bagaimana tidak, manajemen Milan berhasil mendapat jasa Mandzukic dengan harga murah meriah.

Penyerang yang kini berusia 34 tahun itu didatangkan secara gratis setelah menganggur sejak Juli 2020 usai memutus kontraknya di klub Liga Qatar, Al-Duhail. Mengutip dari detik.com, mantan penggawa timnas Kroasia itu akan menerima gaji sebesar 2 juta euro.

Akan tetapi, muncul kekawatiran di kalangan fan Milan pasca Mario Mandzukic memutuskan akan mengenakan jersey bernomor punggung 9. Sekadar informasi, nomor punggung 9 adalah nomor keramat di Milan dan tak sedikit yang menganggap bahwa nomor tersebut telah dikutuk.

Pilih Nomor 9, Mario Mandzukic Menantang Diri

Sebelumnya saya pernah sedikit membahas betapa keramatnya nomor punggung 9 di AC Milan. Sebelas bulan yang lalu, saya membuat bahasan tersebut di Kompasiana usai Krzysztof Piatek dilego ke Hertha Berlin.

Menarik sekali saat itu, sebab Piatek tampil baik di setengah musim sebelumnya saat Ia memakai nomor 19. Begitu Piatek mengganti nomor punggungnya ke nomor 9 tepat di awal musim 2019/2020, kemampuan mencetak golnya menurun drastis dan akhirnya Ia dijual.

Krzysztof Piatek adalah korban kesembilan kutukan nomor punggung 9 di AC Milan pasca pengguna terbaik terakhir, yaitu Filippo Inzaghi pensiun di tahun 2012. Kasus Piatek bisa jadi salah satu sebab fan mengkawatirkan keputusan Mandzukic. Namun, Mandzukic yang bakal jadi pengguna kesepuluh bisa saja memutus rantai kutukan tersebut.

Bisa saja kan kutukan keramat nomor punggung 9 telah habis di pemakai kesembilannya, yaitu Piatek. Sementara itu, Mario Mandzukic adalah pengguna kesepuluh dan kebetulan Ia punya profil yang mirip dengan Filippo Inzaghi.

Sebelum bergabung ke Milan, baik Inzaghi dan Mandzukic pernah sama-sama berkostum Juventus. Keduanya bahkan jadi andalan di klub asal kota Turin tersebut. Bedanya, Inzaghi bergabung ke Milan langsung dari Juventus, sementara Mandzukic sempat singgah ke Al-Duhail lebih dulu.

Keputusan dari Mario Mandzukic sebetulnya memperlihatkan sikap aslinya. Memilih nomor 9 adalah sebuah keputusan berani dan memang begitulah sosok asli Mandzukic, bernyali tinggi. Bisa jadi Mario Madzukic tengah mencoba menantang dirinya dengan uji nyali di AC Milan.

Pasca Inzaghi pensiun di tahun 2012, AC Milan kesulitan mencari sosok pemakai nomor punggung 9 yang ideal. Pato, Matri, Destro, Torres, Luiz Adriano, Lapadula, Andre Silva, Higuain, dan Piatek sudah mencoba memakai nomor keramat tersebut, tapi hasilnya gagal.

Bisa jadi Mario Mandzukic tengah mencoba mengirim pesan kepada Milanisti. Dengan memilih nomor keramat itu, Mandzukic tengah mencoba menunjukkan tekadnya kepada penggemar Milan bahwa Ia berani mengambil tantangan itu dan akan membuktikan bahwa ia bisa jadi penyerang nomor 9 bagi Rossoneri.

Nomor punggung 9 di Milan memang cukup keramat. Deretan penyerang ganas dunia pernah mengenakannya. Sebut saja Marco Van Basten, George Weah, hingga Filippo Inzaghi telah sukses mengemban nomor punggung itu.

Mario Mandzukic dengan jersey barunya di AC Milan. Mandzukic memilih nomor punggung 9. | foto: Twitter @acmilan
Mario Mandzukic dengan jersey barunya di AC Milan. Mandzukic memilih nomor punggung 9. | foto: Twitter @acmilan

Benarkah Mario Mandzukic Bergabung ke Milan untuk Balas Dendam ke Juventus?

Jika para pendukung Milan tengah bungah, beda cerita dengan fan Juventus yang sebagian besar kesal dan kecewa dengan keputusan Mandzukic. Sudah jadi rahasia umum bahwa Milan adalah salah satu rival berat Juventus dan kebetulan Mandzukic punya kenangan manis saat berseragam putih-hitam.

Ngenes bagi Juventus, tapi untung bagi Milan. Mandzukic adalah seorang penyerang hebat dan sudah kenyang pengalaman di Turin. Selama berseragam putih-hitam, Mandzukic telah memenangkan 4 scudetto, 1 supercoppa, dan 3 coppa Italia.

Kenangan manis itulah yang jadi bumbu kekesalan sebagian pendukung Juventus kepada Mandzukic. Bagi mereka, Mandzukic telah mengkhianati Juventus. Namun, saya punya pandangan beda, justru Mandzukic yang telah lebih dulu dibuat sakit hati oleh Juventus.

Mario Mandzukic adalah satu pemain andalan Juventus saat dilatih Massimiliano Allegri. Selain trofi yang sudah dipersembahkannya, Mandzukic sering jadi aktor krusial dan dalam beberapa kesempatan tampil, dia memperlihatkan loyalitasnya kepada Juventus.  

Bagaimana tidak loyal, selama membela "Si Nyonya Tua", Mandzukic tidak pernah mengeluh saat dirinya tidak dipasang sebagai penyerang tengah. Melansir dari transfermarkt, tercatat 4 posisi pernah dimainkan Mandzukic saat berseragam Juventus, mulai dari penyerang tengah, winger kanan dan kiri, serta second striker.

Selain itu, Mandzukic juga pernah menolak pindah ke Manchester United dan mengucap janji setia kepada Juventus. Namun, semua berubah saat Allegri pergi dan digantikan Maurizio Sarri. Mandzukic tidak masuk skema Sarri dan ironisnya didepak dari skuad Juventus.

Selama setengah musim 2019/2020, Sarri tak pernah sekalipun memainkan Mandzukic walau penyerang Kroasia itu selalu dalam kondisi prima. Perlakuan terpahit diterima Mandzukic saat dirinya jadi satu-satunya pemain yang tidak diundang Juventus ke perayaan Natal yang diadakan oleh klub.

Fakta ironis itulah yang jadi dugaan kuat betapa mudahnya Mario Mandzukic angkat kaki dari Juventus di akhir Desember 2019. Ada dugaan pula bahwa Mandzukic sangat sakit hati atas perlakuan pihak Juventus saat itu.

Dengan bergabung ke Milan, bisa jadi Mandzukic tengah mencoba beruji nyali dan menghapus rasa sakit hatinya. Bisa jadi dia sedang mencoba membalas dendam kepada Juventus. Ya, siapa tahu kan? Soalnya, hingga artikel ini dibuat, belum ada keterangan resmi perihal alasan Mario Mandzukic menerima pinangan Milan.

Ibrahimovic-Mandzukic, Duet Maut yang Ditungu-tunggu

Sementara itu, legenda sekaligus mantan kapten Juventus, Alessandro Del Piero memuji langkah transfer Milan yang merekrut Mandzukic. Menurut Del Piero, Mandzukic bakal jadi tambahan amunisi yang bagus untuk Rossoneri.   

"Transfer Mandzukic adalah transaksi bagus, sangat bagus di mata saya. Mandzukic adalah pemain yang sangat bagus dalam hal teknik, tapi juga memiliki daya juang tinggi. Mandzukic akan menyatu secara baik dengan Milan, sebab dirinya mengenal sepak bola Italia," tutur Del Piero dikutip dari kompas.com.

Setuju dengan pendapat Del Piero, saya juga menilai bahwa Mandzukic punya beberapa karakter yang mirip dengan striker utama Milan saat ini, Zlatan Ibrahimovic. Baik Zlatan dan Mandzukic kadang suka tengil saat berduel di atas lapangan, tetapi keduanya punya satu kesamaan pasti, yaitu umur hanyalah angka.

Dua striker AC Milan saat ini, Mandzukic dan Ibrahimovic. | foto: Twitter @brfootball
Dua striker AC Milan saat ini, Mandzukic dan Ibrahimovic. | foto: Twitter @brfootball
Mengutip dari acmilan.com, Mario Mandzukic lahir di kota Slavonski Brod pada 21 Mei 1986. Mandzuki memulai karier profesionalnya pada tahun 2004 bersama NK Marsonia sebelum bergabung dengan NK Zagreb dan GNK Dinamo Zagreb.

Pada musim panas 2010, ia pindah ke Jerman membela VfL Wolfsburg sebelum bergabung ke Bayern Munich usai mencetak 20 gol dalam 60 penampilan. Bersama Bayern, Mandzukic mencatat 88 penampilan dan mencetak 48 gol, serta jadi bagian skuad Bayern yang mendapat treble winner di tahun 2013.

Pada musim 2014/15, Mandzukic berlabuh ke Atletico Madrid dan sukses mencetak 20 gol dalam 43 penampilan sebelum bergabung dengan Juventus. Sementara itu, bersama timnas Kroasia, Mandzukic mengemas 89 caps dan jadi pencetak gol terbanyak kedua dalam sejarah timnas Kroasia di bawah Davor Suker dengan 33 golnya.

Masa keemasan Mario Mandzukic mungkin bisa dibilang sudah lewat. Namun, seperti halnya Zlatan Ibrahimovic, Mandzukic juga menolak tua dan sudah membuktikan kualitasnya dengan salah satu buktinya yaitu mengantar Kroasia jadi runner-up Piala Dunia 2018.

Pengalaman dan mentalitas juara adalah salah satu keunggulan Mandzukic. Sepanjang kariernya, dia juga sudah banyak mengangkat trofi. Ini adalah tambahan amunisi yang bagus di tengah skuad Milan yang dihuni banyak anak muda.

Seperti yang sudah disinggung, Mandzukic adalah seorang penyerang serbabisa yang bisa dipasang di berbagai posisi dengan tugas yang berbeda-beda. Jangkauannya luas dan dengan tinggi 190 cm, bola-bola atas tak jadi masalah bagi Mandzukic.

Salah satu keunggulan spesial Mandzukic adalah kemampuannya menahan bola. Walau berpostur tinggi, Mandzukic juga cukup baik dalam melakukan penetrasi. Soal penempatan posisi tak perlu diragukan. Pergerakan tanpa bolanya sangat menguntungkan rekan-rekannya.

Mengingat Milan masih bergantung pada sosok Zlatan Ibrahimovic dan Zlatan sendiri masih memperlihatkan keperkasaannya, rasanya Mandzukic memang bakal jadi pelapis Zlatan sebagai penyerang tengah. Namun, kembali lagi, Mario Mandzukic adalah seorang penyerang serbaguna.

Memasang Mandzukic sebagai winger untuk mendampingi Zlatan Ibrahimovic bisa jadi opsi bagus yang bisa dipilih Stefano Pioli. Bila Pioli punya pandangan sama, duet Ibrahimovic-Mandzukic sangat patut dinantikan. Ibrahimovic sendiri sudah sangat antusias dengan kedatangan Mandzukic sebagai rekan barunya.

"Aku senang. Kami sekarang punya dua sosok yang menakutkan buat lawan," kata Zlatan Ibrahimovic dilansir Sky Sport Italia, dikutip dari detik.com.

Kehadiran Mario Mandzukic juga jadi berkah saat banyak penggawa Milan cedera. Kedatangannya juga di waktu yang tepat, yaitu saat Milan tengah dipuncak klasemen Serie A dan punya peluang besar untuk merengkuh scudetto.

Bila tak ada halangan dan kondisi fisiknya prima, bukan tak mungkin Mario Mandzukic akan bisa langsung diturunkan saat Milan menjamu Atalanta, Minggu (24/1) besok dan bisa saja langsung debut saat derby melawan Inter, Kamis (28/1) depan.

Akhir kata, Benvenuto, Mario Mandzukic! Forza Milan!

@IrfanPras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun