Sebelum bergabung ke Milan, baik Inzaghi dan Mandzukic pernah sama-sama berkostum Juventus. Keduanya bahkan jadi andalan di klub asal kota Turin tersebut. Bedanya, Inzaghi bergabung ke Milan langsung dari Juventus, sementara Mandzukic sempat singgah ke Al-Duhail lebih dulu.
Keputusan dari Mario Mandzukic sebetulnya memperlihatkan sikap aslinya. Memilih nomor 9 adalah sebuah keputusan berani dan memang begitulah sosok asli Mandzukic, bernyali tinggi. Bisa jadi Mario Madzukic tengah mencoba menantang dirinya dengan uji nyali di AC Milan.
Pasca Inzaghi pensiun di tahun 2012, AC Milan kesulitan mencari sosok pemakai nomor punggung 9 yang ideal. Pato, Matri, Destro, Torres, Luiz Adriano, Lapadula, Andre Silva, Higuain, dan Piatek sudah mencoba memakai nomor keramat tersebut, tapi hasilnya gagal.
Bisa jadi Mario Mandzukic tengah mencoba mengirim pesan kepada Milanisti. Dengan memilih nomor keramat itu, Mandzukic tengah mencoba menunjukkan tekadnya kepada penggemar Milan bahwa Ia berani mengambil tantangan itu dan akan membuktikan bahwa ia bisa jadi penyerang nomor 9 bagi Rossoneri.
Nomor punggung 9 di Milan memang cukup keramat. Deretan penyerang ganas dunia pernah mengenakannya. Sebut saja Marco Van Basten, George Weah, hingga Filippo Inzaghi telah sukses mengemban nomor punggung itu.
Benarkah Mario Mandzukic Bergabung ke Milan untuk Balas Dendam ke Juventus?
Jika para pendukung Milan tengah bungah, beda cerita dengan fan Juventus yang sebagian besar kesal dan kecewa dengan keputusan Mandzukic. Sudah jadi rahasia umum bahwa Milan adalah salah satu rival berat Juventus dan kebetulan Mandzukic punya kenangan manis saat berseragam putih-hitam.
Ngenes bagi Juventus, tapi untung bagi Milan. Mandzukic adalah seorang penyerang hebat dan sudah kenyang pengalaman di Turin. Selama berseragam putih-hitam, Mandzukic telah memenangkan 4 scudetto, 1 supercoppa, dan 3 coppa Italia.
Kenangan manis itulah yang jadi bumbu kekesalan sebagian pendukung Juventus kepada Mandzukic. Bagi mereka, Mandzukic telah mengkhianati Juventus. Namun, saya punya pandangan beda, justru Mandzukic yang telah lebih dulu dibuat sakit hati oleh Juventus.
Mario Mandzukic adalah satu pemain andalan Juventus saat dilatih Massimiliano Allegri. Selain trofi yang sudah dipersembahkannya, Mandzukic sering jadi aktor krusial dan dalam beberapa kesempatan tampil, dia memperlihatkan loyalitasnya kepada Juventus. Â
Bagaimana tidak loyal, selama membela "Si Nyonya Tua", Mandzukic tidak pernah mengeluh saat dirinya tidak dipasang sebagai penyerang tengah. Melansir dari transfermarkt, tercatat 4 posisi pernah dimainkan Mandzukic saat berseragam Juventus, mulai dari penyerang tengah, winger kanan dan kiri, serta second striker.
Selain itu, Mandzukic juga pernah menolak pindah ke Manchester United dan mengucap janji setia kepada Juventus. Namun, semua berubah saat Allegri pergi dan digantikan Maurizio Sarri. Mandzukic tidak masuk skema Sarri dan ironisnya didepak dari skuad Juventus.
Selama setengah musim 2019/2020, Sarri tak pernah sekalipun memainkan Mandzukic walau penyerang Kroasia itu selalu dalam kondisi prima. Perlakuan terpahit diterima Mandzukic saat dirinya jadi satu-satunya pemain yang tidak diundang Juventus ke perayaan Natal yang diadakan oleh klub.
Fakta ironis itulah yang jadi dugaan kuat betapa mudahnya Mario Mandzukic angkat kaki dari Juventus di akhir Desember 2019. Ada dugaan pula bahwa Mandzukic sangat sakit hati atas perlakuan pihak Juventus saat itu.