"Happy New Year!!!"
Setiap awal tahun baru tiba, ada sebuah kebiasaan yang lazim dilakukan mayoritas manusia di muka bumi ini. Membuat resolusi baru sebagai ganti resolusi tahun lalu yang kedaluwarsa.
Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang entah kapan kelarnya ini, banyak ditemukan resolusi berupa pendidikan, kesehatan, dan karier yang membaik. Wajar. Pandemi membuat ketiga sektor itu sangat terpukul.
Bagi mereka yang merasakan secara langsung dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap kehidupannya, pasti akan merasa tertekan. Stres di tengah kondisi serba tak pasti memang tak bisa dihindari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga sepakat bahwa pandemi virus corona bisa membuat banyak orang stres. Faktor penyebabnya antara lain, kondisi keuangan atau pekerjaan, kesehatan diri dan orang yang disayangi, hingga penerapan aturan jaga jarak, isolasi mandiri, dan lockdown bisa meningkatkan tingkat stres di masyarakat.
Akan tetapi, jauh sebelum COVID-19 menginfeksi dunia dan mengubah pola hidup manusia, ada satu kondisi lingkungan dan sosial yang mungkin tanpa kita sadari telah hidup berbarengan dengan kita dan membuat hidup kita dalam tekanan.
Kondisi tersebut adalah hidup dan/atau tinggal bersama orang bermental miskin. Adanya pandemi justru menampakkan wujud asli manusia-manusia yang sangat perlu kita hindari ini.
Mungkin selama ini Anda tidak sadar kalau hidup bersama orang bermental miskin akan menghambat kemajuan dalam diri Anda. Orang yang punya mental miskin senantiasa diliputi emosi negatif.
Seperti apa ciri-ciri orang bermental miskin itu? Â Â
Sebelum saya jabarkan, mungkin Anda bisa menemukan dengan mudah ciri orang bermental miskin melalui laman pencarian Google, bahkan ada yang sudah buat infrografisnya. Namun, disini saya jabarkan ciri orang bermental miskin sesuai dengan pengalaman pribadi yang saya terima terutama dalam kondisi pandemi.
1. Senantiasa menyalahkan orang lain
Menolak salah. Itulah ciri pertama orang bermental miskin. Mereka tak mau disalahkan dan bila membuat kesalahan siapa saja bisa jadi korban tuduhannya.
Berada di dekat orang semacam ini sangat berbahaya. Bila mereka berbuat salah, kita bisa kena cipratannya dan mereka sendiri enggan mengakui kesalahannya.