Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menyongsong Tahun Baru 2021 ala Schalke 04

3 Januari 2021   08:38 Diperbarui: 3 Januari 2021   22:11 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benito Raman, striker Schalke 04 tertunduk usai timnya kalah dari Wolfsburg (21/11/2020). | foto: picture alliance/dpa via n-tv.de

Tahun 2021 yang dinanti-nanti terbit sudah. Berbagai harapan baru telah dipanjatkan sebagai ganti resolusi 2020 yang gagal tercapai. Namun, bagi Schalke 04 harapan mereka hanya satu dan masih belum berganti sejak tahun lalu.

"Menang!"

Dalam sepak bola, menang dan kalah itu wajar. Kalau tidak menang ya kalah, sesederhana itu. Namun, klub asal Gelsenkirchen ini kelewat sederhana sehingga untuk menang saja sulitnya minta ampun.

Rasanya, Schalke adalah klub paling menderita di tahun 2020 kemarin, di samping kontestan Liga 1 yang batal tanding terus. Untungnya, urat malu klub ini belum putus hingga masih berani mengucap "Selamat Tahun Baru" kepada fansnya di media sosial.

Beruntung. Masih ada cinta di hati para fans Schalke 04. Ucapan "FROHES NEUS JAHR!" -Selamat Tahun Baru- masih mendapat respon positif dari para fansnya di media sosial.

Penulis mengira kalau Schalke akan dirundung habis-habisan oleh netizen bila masih berani memposting konten di media sosialnya. Penulis punya alasan kuat. Rival abadi Borussia Dortmund ini nyaris tak pernah menang di tahun 2020!

Schalke 04 di ambang memecahkan sebuah rekor di Bundesliga Jerman. Bukan rekor yang impresif, tapi menyedihkan, memalukan, dan memilukan. Die Konigsblauen (The Royal Blues) tinggal mencatat 2 laga tanpa kemenangan lagi untuk menyamai rekor Tasmania Berlin di Bundesliga 1965/1966 (31 laga tanpa kemenangan).

Luar biasa menyedihkan. Kekalahan 0-1 dari tim promosi, Arminia Bielefeld di akhir tahun kemarin menjadikan Schalke mencatat 29 laga tanpa kemenangan di ajang Bundesliga sejak Januari 2020. Anda tidak salah baca. The Royal Blues terakhir kali mencicip kemenangan di Bundesliga pada 17 Januari 2020 lalu saat mengandaskan Borussia Monchengladbach 2-0 di Veltins Arena.

Statistik Schalke di Bundesliga di tahun 2020 sungguh memalukan. Menjalani 30 pertandingan, The Royal Blues hanya menang sekali, imbang 10 kali, dan 19 kali menderita kekalahan.

Dalam 30 laga yang dijalani itu, pemain Schalke hanya mampu membuat 17 gol, terburuk sepanjang sejarah Bundesliga, mengalahkan rekor FC Koln pada tahun 2009 yang mencetak 26 gol dari 34 laga. Dalam catatan minim itu, Benito Raman jadi top skor Schalke dengan koleksi 6 gol, unggul 3 gol dari Weston McKennie yang kini sudah berseragam Juventus.

Gawang The Royal Blues bobol sebanyak 73 kali di tahun 2020. Di Bundesliga musim 2020/2021, gawang Schalke yang dijaga bergantian oleh Ralf Fahrmann, Frederik Ronnow, dan Michael Langer bahkan sudah bobol 36 kali, menjadikan mereka lumbung gol bagi klub lain.  

Awal Kehancuran The Royal Blues

Jika mundur ke akhir tahun 2019, tak akan ada yang menyangka kondisi Schalke 04 bakal seburuk ini. Saat itu, Schalke adalah kandidat juara Bundesliga. Menghuni peringkat 5, berada di zona Eropa, dan baru kalah 3 kali.

Kondisi berubah di pekan ke-19. The Royal Blues kalah telak 5-0 dari Bayern Munich. Usai kalah telak, mereka selalu gagal menang di 6 pertandingan berikutnya hingga pandemi Covid-19 memaksa Bundesliga rehat sejenak.

Adanya pandemi justru membuka borok Schalke yang selama ini ditutupi. Pada 3 April 2020, DFL melaporkan, sebanyak 13 dari 36 klub profesional di 1.Bundesliga dan 2.Bundesliga terancam bangkrut bila liga tak dilanjutkan di bulan Mei. Dari jumlah tersebut 4 diantaranya berasal dari 1.Bundesliga.

Schalke diasumsikan masuk dalam daftar tersebut. Kali ini penulis yakin dugaan tersebut tak salah. Dalam laporan keuangan tahun 2019, Schalke punya kewajiban utang sebesar 197 juta euro. Angka tersebut diperkirakan naik dan terus membengkak hingga pandemi Covid-19 membuat kondisi finansial klub tiarap.

Tercekik utang dan pemasukan seret, pihak klub membuat langkah penghematan radikal. Tiket musiman yang sudah terjual tidak dapat dikembalikan, meskipun sisa pertandingan Bundesliga musim 2019/2020 bakal berlangsung tanpa penonton.

Puncaknya, di akhir Juni 2020, Schalke menetapkan batasan gaji pemain. Mulai musim baru ini, The Royal Blues hanya akan menggaji pemain lama dan pemain baru tak lebih dari 2,5 juta euro.

Krisis finansial juga membuat Schalke berhemat di bursa transfer 2020. Mereka hanya mampu membeli striker gaek Vedad Ibisevic secara gratis dan meminjam beberapa pemain. Menurut transfermarkt, Schalke hanya mengeluarkan 2 juta euro untuk meminjam Goncalo Paciencia dari Eintracht Frankfurt hingga Juni 2021.

Lucunya, walau sedang krisis, Schalke justru meminjamkan Weston McKennie ke Juventus dengan mahar 4,5 juta euro. Memang, Juventus punya opsi membeli secara permanen dengan kewajiban sebesar 18,5 juta euro + bonus 7 juta euro, tapi sayangnya pembayarannya dicicil selama 3 tahun.

Drama Schalke tak hanya terjadi lantai bursa saja, tapi juga terjadi di dalam internal klub. Pada saat liga dilanjutkan kembali di bulan Mei, performa Schalke justru memburuk. The Royal Blues punya 9 laga sisa, dan semuanya berakhir tanpa kemenangan.  

Satu hasil yang paling diingat tentu kekalahan 4-0 dari Borussia Dortmund dalam tajuk Rivierderby di laga perdana pasca rehat. Andai saja laga pertama pasca lockdown tidak berjumpa Dortmund, mungkin kondisi mental dan moral pemain Schalke bisa lebih cepat diselamatkan.

Mantan pelatih Schalke, David Wagner dipecat usai 18 laga gagal meraih kemenangan. | foto: picture alliance/AP Photo via dw.com
Mantan pelatih Schalke, David Wagner dipecat usai 18 laga gagal meraih kemenangan. | foto: picture alliance/AP Photo via dw.com
Hasil akhir di musim 2019/2020 membuat siapapun bisa dengan mudah memecat David Wagner dari kursi pelatih. Namun, walau selama 16 laga sejak 25 Januari hingga 27 Juni 2020 tak mampu meraih satu kemenangan pun di liga, Wagner yang membuat Schalke terjun ke posisi 12 tetap dipertahankan. Aneh bukan?  

Korbannya justru direktur teknik, Michael Reschke yang diberhentikan dari tugasnya setelah baru menjabat 18 bulan. Pasca membuat keputusan tersebut, Jochen Schneider, direktur olahraga Schalke memberi hukuman skorsing kepada Nabil Bentaleb dan Amine Harit serta memecat Vedad Ibisevic usai terlibat cekcok dengan asisten pelatih, Naldo dalam sebuah sesi latihan. Runyam bukan?

Musim Baru, Masalah Lama

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, rentetan hasil laga tanpa kemenangan bagi Schalke masih berlanjut hingga Bundesliga 2020/2021 memasuki winterpause. Kini, Schalke tengah duduk cemas di dasar klasemen dengan poin 4 hasil 4 kali imbang.

Bukannya membaik, Schalke justru makin memprihatinkan. Mereka memulai musim dengan hasil paling mengecewakan dalam sejarah klub. Dibantai 8-0 oleh Bayern Munich dan tumbang 1-3 dari Werder Bremen di 2 laga awal. Hasil itu akhirnya membuat David Wagner benar-benar lengser.

Manuel Baum ditunjuk sebagai pengganti Wagner per 30 September 2020. Setali tiga uang, Baum hanya bertugas selama 10 laga di Bundesliga dengan hasil 4 kali imbang dan sisanya, tentu saja kalah termasuk kembali dibantai 3 gol tanpa balas oleh Borussia Dortmund (24/10/2020).  

18 Desember 2020, Schalke menunjuk Huub Stevens sebagai pengganti sementara Manuel Baum. Sebuah pergantian pelatih favorit, sebab ini bukan kali pertama Huub Stevens ditunjuk jadi juru selamat. Pelatih 67 tahun itu juga termasuk dalam jajaran pelatih tersukses Schalke 04.

Sayangnya, lisensi kepelatihn Huub Stevens kadaluwarsa per 1 Januari 2021 dan menurut Kicker dia tidak berencana untuk memperbaruinya. Untuk mengisi kursi pelatih kepala hingga akhir musim, Jochen Schneider menunjuk Christian Gross.

Sebelumnya, Gross adalah juru taktik yang sukses di tanah Swiss. Pria Swiss yang kini berusia 66 tahun itu 9 kali mendapat penghargaan sebagai Swiss Super League Coach of the Year dan 7 kali meraih trofi liga Super Siwss (2 kali bersama Grasshopper dan 5 kali bersama FC Basel). 

Akan tetapi, menunjuk Gross yang sarat pengalaman dan berprestasi nyatanya tidak langsung memberi pengaruh positif pada Schalke 04. The Royal Blues masih kesulitan menang.

Dinihari tadi (3/1), mereka bertandang ke Hertha Berlin dan pulang dengan tangan hampa usai dibantai 3 gol tanpa balas. Uniknya, laga ini diramaikan oleh pendukung Tasmania Berlin yang mendukung Schalke menang agar rekor milik klubnya tidak dipecahkan Schalke.

Itu rekor kami! Salah satu foto fans Tasmania Berlin, bendera mereka dan pesan dukungan mereka untuk Schalke di luar Olympiastadion saat laga Hertha Berlin vs Schalke 04 (2/1/2021). | foto: Twitter @archiert1.
Itu rekor kami! Salah satu foto fans Tasmania Berlin, bendera mereka dan pesan dukungan mereka untuk Schalke di luar Olympiastadion saat laga Hertha Berlin vs Schalke 04 (2/1/2021). | foto: Twitter @archiert1.
Percuma. Sia-sia saja mendukung Schalke yang bobrok secara finansial dan moral. Entah apa yang merasuki setiap pemain, jajaran pelatih, dan pengurus Schalke 04 hingga performa mereka di dalam dan di luar lapangan begitu menyedihkan.

Untungnya, mereka punya fans setia. Schalke bukanlah tim kecil. The Royal Blues adalah klub terbesar kedua di Jerman setelah Bayern Munich. Pendukung mereka juga jadi yang terbanyak di Jerman setelah pendukung Bayern dan para pendukung Schalke tidak hanya datang dari Gelsenkirchen saja.

Sejatinya Schalke 04 punya banyak modal. Sejarah kejayaan masa lalu, stadion super megah (Veltins Arena), akademi klub yang tidak pernah absen menghasilkan pemain berbakat, dan tentunya fans yang royal.  

"Seluruh musim ini dapat dideklarasikan sebagai kebangkurtan moral. Klub dengan sangat cepat kehilangan kepercayaan dan identitas... Kami tidak akan membiarkan klub ini diambil dari kami dan hancur begitu saja," tulis Ultras Gelsinkirchen, pendukung garis keras Schalke 04.

Kini, Schalke makin terpendam di dasar klasemen Bundesliga dengan baru mengumpulkan 4 poin dari 14 laga. Mungkin, jika tak ada yang peduli dan menuliskan kisah Schalke ini, bisa saja juara Bundesliga 7 kali ini dilupakan.

Butuh kerja keras dan (mungkin) bantuan tim lain agar Schalke 04 bisa mempertahankan diri di 1.Bundesliga. Salah satu langkah baiknya, The Royal Blues memulangkan mantan pemainnya Sead Kolasinac di bursa transfer Januari ini.

Kolasinac adalah mantan pemain didikan akademi Schalke sebelum hijrah ke Arsenal pada 2017 lalu. Kini, bek kiri berusia 27 tahun itu dipinjamkan Arsenal ke Schalke hingga akhir musim. Sebuah tambahan amunisi yang positif, sebab Kolasinac sudah kenal betul tim ini.

Tahun 2021 telah terbit dan ternyata harapan Schalke 04 untuk menang belum terkabul. Tak apa, 2021 masih panjang. Tak perlu terburu-buru melangkah Schalke. Cukup berlari secara konsisten dan selamatkan dirimu dari jurang degradasi.

Sekian.

@IrfanPras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun