Namun faktanya sekarang, pembelian mahal tersebut tampil di bawah ekspektasi. Menurut The Express, Roman bisa saja frustasi dengan penampilan rekrutan barunya semacam Kai Havertz. Lantas, apakah hal ini turut memengaruhi posisi Marina sebagai kepala eksekutif di tubuh Chelsea?
Rasa-rasanya mustahil. Marina Granovskaia sudah bekerja dengan Roman Abramovich sejak 1997 silam. Marina bahkan ikut pindah ke London saat Roman membeli Chelsea di tahun 2003. Posisi Marina terus naik hingga jadi tangan kanan Roman Abramovich.
Bagaimanapun, Roman adalah seorang pebisnis. Cuan tak bisa dikesampingkan. Dan Marina adalah orang kepercayaannya dalam bidang ini. Selain berjasa dalam membeli dan menjual pemain, Marina jugalah orang di balik suksesnya Chelsea menjalin kontrak kerja sama dengan Nike senilai 60 juta paun per tahun hingga 2032 nanti.
Singkatnya, memecat Marina dengan dalih kerugian atas penampilan buruk rekrutan anyar yang tak sebanding dengan harga belinya, mustahil terjadi. Yang ada, justru taipan Rusia itu yang besar kemungkinan mendepak siapapun yang duduk di kursi pelatih The Blues.
Memang, sekali Roman dibuat frustasi dengan penampilan The Blues, siapapun bisa jadi korbannya. Menurut rumor yang beredar, jika Lampard tak sanggup membawa Chelsea finish 4 besar, pemecatan sudah menantinya.
Buktinya? Mari berkaca pada mantan pelatih Chelsea sebelum Lampard. Ada Roberto Di Matteo yang mempersembahkan trofi Liga Champions perdana untuk The Blues. Hanya gara-gara inkonsistensi dalam beberapa pertandingan terakhirnya, Di Matteo didepak walau sebelumnya juga sudah mempersembahkan trofi FA Cup.
Pun sama dengan Jose Mourinho yang dua kali menukangi Chelsea dan dua kali pula dipecat. Â Walau sudah membawa The Blues juara Premier League 3 kali, FA Cup 1 kali, dan EFL Cup 3 kali, The Special One tidak mampu abadi dibawah kepemimpinan Roman Abramovich.
Bila pelatih yang sarat pengalaman dan sudah memberi bukti berupa trofi saja tak luput dari pemecatan, maka wajar dan mudah saja bagi Roman Abramovich untuk mendepak Frank Lampard yang masih minim pengalaman dari kursi pelatih kepala Chelsea.
Walau masih sebatas rumor, tak bisa dipungkiri bahwa posisi Frank Lampard juga tengah tertekan. Selain itu, yang menginginkan kehadiran Werner, Havertz, dkk dalam skuad Chelsea musim ini ya pria 42 tahun itu.
Bahkan, baik Werner, Havertz, dan beberapa rekrutan baru Chelsea mengaku dibujuk langsung oleh Frank Lampard untuk mau berseragam biru London. Artinya, peran Lampard dalam mendatangkan pemain baru juga cukup besar.
Karisma Lampard sebagai salah satu gelandang nomer 8 terbaik di masanya bukan isapan jempol belaka. Kalau memang begitu, ada baiknya Lampard jadi seperti Maldini saja, berperan sebagai direktur olahraga yang bermain peran di balik layar. Â