Walaupun lama tak tersentuh kekalahan, Milan bukanlah tim tanpa celah. Dalam beberapa pertandingan, celah tersebut masih kerap terlihat dan tak jarang menjadi titik incaran tim lawan.
Seperti yang terlihat dalam laga kandang melawan Udinese kemarin. Sepengamatan penulis, Pioli masih punya PR untuk membenahi skema serangan Milan, utamanya menghadapi tim yang punya skema blok pertahanan rendah.
Milan masih lemah dalam situasi ini. Terbukti, Hakan cs masih kesulitan menembus pertahanan Udinese, bahkan Milan butuh salto Ibrahimovic untuk memastikan 3 poin.
Dalam situasi tersebut, solusi paling instan adalah mengandalkan kemampuan individual pemain untuk menembus rapatnya pertahanan lawan. Inilah PR Milan berikutnya.
Bagaimana dengan Ibrahimovic? Di usianya yang sudah 39 tahun, Zlatan membuktikan ia belum habis, bahkan masih bertaji. Tua-tua keladi kalau kata penikmat bola Indonesia. Sejauh ini, ia jadi topskor sementara Serie A dengan koleksi 7 gol.
Apakah Zlatan tak termasuk pemain berlabel bintang? Menurut hemat penulis, Zlatan adalah Zlatan! Ia tak cukup disandingkan dengan pemain lain atau minimal diberi label tertentu. Sebutan leader/panutan mungkin lebih pantas baginya. Ini bukan label, tapi penghargaan bagi Zlatan yang sukses menaikkan mental pemain muda Milan.
Zlatan datang pada Januari 2020 bersama Kjaer. Keduanya datang sebagai pemain senior di tengah kumpulan pemain muda. Terbukti, pembelian keduanya berhasil memberi pengaruh positif dalam hal taktikal dan utamanya mentalitas juara.
Dua pemain senior itu bahkan hampir pasti selalu jadi starter. Hanya cedera dan covid-19 yang bisa mengentikan keduanya menjadi pilihan utama Pioli. Masalahnya, sampai kapan keduanya mampu tampil 100%? Masalahnya lagi, Milan belum punya pengganti sepadan bagi Kjaer dan Zlatan.
Kabar baiknya, sudah muncul beberapa nama yang disiapkan untuk menjadi pelapis dan penerus keduanya. Terutama bek, nama Ozan Kabak, Mohamed Simakan, dan Nikola Milenkovic disebut kembali jadi incaran di bursa transfer musim dingin nanti.
Ini artinya, Milan sadar bahwa mereka tak boleh merasa aman dengan penampilan apik Kjaer di tiap laganya. Tengok saja bagaimana Liverpool terlalu nyaman dengan Van Dijk hingga mereka dibikin pusing ketika bek termahalnya itu diperkirakan absen panjang akibat cedera ACL.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!