Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenal Cedera ACL dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental Pesepak Bola

25 Oktober 2020   08:05 Diperbarui: 25 Oktober 2020   09:14 2224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anatomi ligamen pada lutut kaki manusia. | Foto: pthealth.ca

Martin Bengtsson, mantan pemain akademi Inter juga mengiyakan hasil survei FIFpro akan risiko gangguan mental pada pesepak bola. Dulu, ketika usia Bengtsson baru 19 tahun, ia mengalami cedera lutut parah dan harus menepi selama 10 bulan. Di masa isolasi itulah, Ia mencoba bunuh diri dan akhirnya memilih pensiun.

Serupa tapi tak sama. Deisler belum lama bergabung dengan Hertha Berlin dari Borussia Moenchengladbach pada 1999, namun ia sudah harus mengalami robek ACL di usianya yang baru 19 tahun. Walau begitu, Ia masih melanjutkan kariernya hingga membela Bayern Munich dan timnas Jerman.

Akan tetapi, ternyata cederanya kambuhan hingga membuatnya absen di ajang Piala Dunia 2006 dan hanya membuatnya membela Bayern 62 kali selama empat setengah musim. Pada Januari 2007, Deisler mengumumkan pensiun dari dunia sepak bola di usinya yang baru menginjak 27 tahun.

Saat itu, Deisler mengaku sudah tak percaya lagi pada lututnya. Baginya, serangkaian cederanya adalah siksaan baginya sehingga membuatnya tak bisa menikmati bermain sepak bola lagi.

Bila menyimak berbagai penjelasan di atas, sebetulnya bisa ditarik kesimpulan bahwa sekali terkena cedera ACL, bakal membuat kondisi lutut pesepak bola tak akan kembali seperti sedia kala. Inilah yang menjadi risiko timbulnya rasa takut hingga gangguan kesehatan mental seperti depresi.

***

Bagi pesepak bola, sepak bola bukan hanya sekadar hobi, tapi juga profesi untuk menghidupi. Bagi pesepak bola, kaki tidak hanya modal, tapi aset bahkan alat untuk bekerja.

Bayangkan saja bila mereka menerima kenyataan kalau kakinya cedera atau bahkan divonis cedera parah yang membuatnya bakal absen lama. Tidak hanya akan berhenti bekerja untuk sementara waktu, tapi mereka mesti rela hobinya tak tersalurkan untuk sementara waktu.  

Men sana in corpore sano. Untuk bisa kembali sembuh, pesepak bola yang mengalami cedera harus punya kondisi psikis yang sehat dan kuat. Oleh karenanya, sebagai fans yang bijak, sudah selayaknya kita mendoakan dan mendukung pesepak bola yang kini tengah berjuang untuk sembuh dari cederanya, apalagi sembuh dari cedera ACL.

Suntikan moral punya kekuatan besar untuk membantu mereka yang cedera agar punya dorongan semangat lebih untuk bisa kembali merumput di lapangan hijau. Tak hanya kembali bermain, tapi juga menikmati sepak bola dan menuai prestasi.

Sekian.

@IrfanPras  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun