Martin Bengtsson, mantan pemain akademi Inter juga mengiyakan hasil survei FIFpro akan risiko gangguan mental pada pesepak bola. Dulu, ketika usia Bengtsson baru 19 tahun, ia mengalami cedera lutut parah dan harus menepi selama 10 bulan. Di masa isolasi itulah, Ia mencoba bunuh diri dan akhirnya memilih pensiun.
Serupa tapi tak sama. Deisler belum lama bergabung dengan Hertha Berlin dari Borussia Moenchengladbach pada 1999, namun ia sudah harus mengalami robek ACL di usianya yang baru 19 tahun. Walau begitu, Ia masih melanjutkan kariernya hingga membela Bayern Munich dan timnas Jerman.
Akan tetapi, ternyata cederanya kambuhan hingga membuatnya absen di ajang Piala Dunia 2006 dan hanya membuatnya membela Bayern 62 kali selama empat setengah musim. Pada Januari 2007, Deisler mengumumkan pensiun dari dunia sepak bola di usinya yang baru menginjak 27 tahun.
Saat itu, Deisler mengaku sudah tak percaya lagi pada lututnya. Baginya, serangkaian cederanya adalah siksaan baginya sehingga membuatnya tak bisa menikmati bermain sepak bola lagi.
Bila menyimak berbagai penjelasan di atas, sebetulnya bisa ditarik kesimpulan bahwa sekali terkena cedera ACL, bakal membuat kondisi lutut pesepak bola tak akan kembali seperti sedia kala. Inilah yang menjadi risiko timbulnya rasa takut hingga gangguan kesehatan mental seperti depresi.
***
Bagi pesepak bola, sepak bola bukan hanya sekadar hobi, tapi juga profesi untuk menghidupi. Bagi pesepak bola, kaki tidak hanya modal, tapi aset bahkan alat untuk bekerja.
Bayangkan saja bila mereka menerima kenyataan kalau kakinya cedera atau bahkan divonis cedera parah yang membuatnya bakal absen lama. Tidak hanya akan berhenti bekerja untuk sementara waktu, tapi mereka mesti rela hobinya tak tersalurkan untuk sementara waktu. Â
Men sana in corpore sano. Untuk bisa kembali sembuh, pesepak bola yang mengalami cedera harus punya kondisi psikis yang sehat dan kuat. Oleh karenanya, sebagai fans yang bijak, sudah selayaknya kita mendoakan dan mendukung pesepak bola yang kini tengah berjuang untuk sembuh dari cederanya, apalagi sembuh dari cedera ACL.
Suntikan moral punya kekuatan besar untuk membantu mereka yang cedera agar punya dorongan semangat lebih untuk bisa kembali merumput di lapangan hijau. Tak hanya kembali bermain, tapi juga menikmati sepak bola dan menuai prestasi.
Sekian.
@IrfanPras Â