Sebuah studi FIFPro terpisah juga menemukan fakta bahwa pesepak bola aktif juga lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental di kemudian hari setelah menderita cedera jangka panjang.
"Pemain yang absen lebih dari 28 hari karena cedera, 2-7 kali lebih mungkin mengalami gejala gangguan mental umum dalam 12 bulan berikutnya dibandingkan rekan yang tidak mengalami cedera," kata FIFPro dikutip dari insidethegames.biz
Kebetulan, salah satu cedera yang memakan waktu rehabilitasi jangka panjang adalah cedera ACL. Jika kembali menyoal kinesiophobia yang mengerikan itu, contoh pemain masa kini yang dikhawatirkan dapat mengalaminya adalah Nicolo Zaniolo.
Ancaman Depresi pada Nicolo Zaniolo Akibat Cedera ACL
Beberapa waktu lalu (8/9/2020), kenyataan pahit harus diterima Zaniolo yang divonis cedera ACL pada lutut kirinya saat membela timnas Italia melawan Belanda di ajang UEFA Nations League.Â
Walau telah menjalani berbagai pemeriksaan dan didiagnosis mengalami cedera ACL, Zaniolo tidak langsung naik meja operasi. Bisa dibilang operasinya ditunda.
Penyebab utamanya adalah kondisi psikis Zanilo. Gelandang AS Roma dan timnas Italia itu diketahui terguncang oleh kenyataan pahit tersebut. Bagaimana tidak, ini adalah cedera ACL keduanya di tahun 2020 dan Ia telah mengalami pukulan telak itu di usianya yang baru 21 tahun.
Sebelumnya, idola Romanisti itu mengalami robek ACL lutut kanan pada Januari 2020 dan dinyatakan sembuh pada Juli lalu. Baru juga merumput 2 bulan, ACL pada lutut kiri pesepak bola 21 tahun itu ikut robek.
"Dia merasa sedikit lebih baik sekarang, tapi ketika dia pertama kali bertemu kami, dia menangis, dia marah, bahkan takut kalau dia kena kutukan. Tapi sekarang dia sudah tenang. Kata-kata pertamanya adalah: Saya harus berhenti bermain sepak bola. Saya rasa saya dikutuk." ungkap ibu Zaniolo, Francesca Costa kepada La Gazzetta dello Sport, dikutip dari detik.com
Akibat psikis yang terguncang, Zaniolo disebut sempat ditangani psikolog terlebih dahulu sebelum diputuskan akan menjalani operasi. Bahkan operasinya yang telah sukses dilakukan pada 13 September lalu, dipindah dari tempat operasi pertamanya di Villa Stuart, Roma ke Innsbruck, Austria untuk menghindarkannya dari situasi trauma. Â
Setidaknya, ada awan positif yang menyelimuti Van Dijk dan Zaniolo. Mari kita berharap saja nasib mereka tak seperti Martin Bengtsson dan Sebastian Deisler, mantan wonderkid Swedia dan Jerman.