Di babak kedua ini, kapten sekaligus kiper Bayern, Manuel Neuer juga kembali membuat save penting. Tercatat sepanjang laga, Neuer membuat 3 penyelamatan krusial. Hingga akhir laga, tak ada gol lagi yang tercipta, PSG pasca kebobolan sudah seperti dikunci oleh para pemain Bayern. Bayern Munich pun juara!
Tersenyum di akhir laga, Bayern Munich dan Hansi Flick cetak rekor!
Ini merupakan gelar Liga Champions keenam Bayern Munich sepanjang sejarah. Trofi ini juga membuat Die Roten mengulang raihan treble winners di musim 2012/2013. Tapi, capaian musim ini terasa lebih spesial.
Capaian klub juga diikuti penghargaan pemainnya, yaitu Robert Lewandowski yang berhasil meraih predikat topskor kompetisi. Lewy mencetak 15 gol di Liga Champions 2020 setelah sebelumnya sudah meraih predikat topskor di Bundesliga dan DFB-Pokal.
Tak cuma itu, Hansi Flick juga mencetak catatan brilian. Hansi Flick yang baru ditunjuk menjadi pelatih kepala di bulan November lalu berhasil meraih 3 gelar di akhir musim. Bayangkan, Hansi menggantikan bosnya, Niko Kovac ketika Bayern sedang berada di posisi 4 klasemen Bundesliga dan baru saja kalah 5-1 atas Frankfurt.
36 pertandingan berikutnya, Hansi berhasil membawa Bayern mengakhiri musim sebagai juara Bundesliga, memenangi DFB-Pokal, dan puncaknya meraih trofi Liga Champions untuk melengkapi treble winners. Hansi meraih 33 kemenangan, 1 imbang, dan 2 kalah selama perjalanannya membawa Bayern meraih treble. Sempurna!
Hansi sebetulnya tak terlalu mengubah pakem permainan Bayern. Ia hanya sedikit memberi sentuhan ilmu yang Ia dapat selama dirinya menjadi asisten pelatih top dunia. Bayangkan, selama 13 tahun karier kepelatihannya, Ia tercatat pernah menjadi asisten Giovanni Trapattoni, Joachim Low, dan Niko Kovac.
Pengalaman itulah yang membuatnya mampu melampaui capaian mantan bosnya. Kita juga perlu belajar dari Hansi. Jika Anda perhatikan, Hansi sangatlah dingin ketika timnya berhasil mencetak gol, tidak seperti Simeone atau Klopp misalnya yang kegirangan setelah timnya membuat gol.
Hansi baru tersenyum lega dan melepas tawanya ketika laga usai, ketika timnya menjadi juara. Inilah mental juara, dan mental inilah yang diturunkan kepada anak asuhnya. Kita bisa melihat semangat Thiago, Ia menampilkan kerja keras yang begitu luar biasa ketika di lapangan. Setelah Ia ditarik keluar, Thiago tetap memberi semangat kepada timnya dari bangku cadangan dan meminta rekan-rekannya untuk tetap fokus.
Sepertinya perbedaan inilah yang jadi jurang pembeda antara Bayern Munich dan PSG. Sebuah jurang pembeda antara pemenang dan pecundang. Laga ini juga jadi bukti magisnya sentuhan Hansi Flick bersama Bayern Munich.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!