Sejak dibeli Chen Yansheng pada 2016 lalu, Espanyol belum mampu membangun fundamental keuangan yang sehat. Salah mengelola klub disinyalir jadi sebabnya, ditambah strategi transfer yang buruk dan tidak sabar mengganti pelatih jadi sebab kejatuhan dua kali runner-up UEFA Cup ini.
Espanyol yang punya julukan "Periquitos" dan bermarkas di stadion El-Pratt atau lebih dikenal sebagai RCDE Stadium ini sudah bergonta-ganti pelatih sebanyak 25 kali dalam kurun waktu 26 tahun sejak promosi ke La Liga 1994. Dalam kurun waktu tersebut, Espanyol berhasil merengkuh 2 gelar Copa del Rey dan sekali jadi runner-up UEFA Cup 2007.
Dengan kenyataan pahit terdegradasi dan tengah krisis finansial, Espanyol harus bersiap kembali menjual pemain-pemain andalannya. Musim depan, mantan klub Mauricio Pochettino ini harus kembali membangun tim dari nol. Tapi jika melihat sejarahnya, Espanyol selalu bisa kembali promosi setahun kemudian.
BACA JUGA: Budaya Berburu Pemain dari Klub Degradasi di Eropa
Semoga saja mereka bisa kembali ke La Liga segera. Soalnya, Barcelona akan kehilangan rival di "Derbi Barceloni". Sebagai penonton, untuk sementara ini tak bisa melihat bendera Catalunya dan Spanyol beradu di stadion Camp Nou atau El-Pratt.
Bangkit segera "Periquitos". Sekian.
@IrfanPras
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H