Perjalanan Espanyol hingga degradasi
Sayangnya, sebaik-baiknya Espanyol menahan imbang Barca dan membuat Wu Lei menjadi pemain Tiongkok pertama yang membobol gawang Barca, faktanya mereka harus turun kasta karena Barcelona juga. Tak ada kenyaatan yang lebih menyakitkan bagi sebuah klub daripada terdegradasi ke kasta kedua.
Padahal, di awal musim Espanyol digadang-gadang jadi kuda hitam La Liga. Ini berawal dari hasil liga musim lalu dimana Espanyol secara mengejutkan berhasil finish di posisi ke-7 dan lolos ke babak grup Liga Europa. Namun di awal musim, secara mengejutkan mereka juga menjual beberapa pemain-pemain kuncinya.
Di bursa transfer musim panas 2019, dua pemain kuncinya hengkang. Topskor mereka, Borja Iglesias menyebrang ke Real Betis tepat setelah membawa Espanyol lolos ke babak grup Liga Europa. Borja merupakan striker andalan Espanyol musim lalu dengan catatan 20 gol dari 43 pertandingan. Espanyol mendapat 28 juta euro dari hasil penjualan Borja.
Sebelum Borja, Espanyol sudah lebih dulu kehilangan bek kiri andalannya, Mario Hermoso. Hermoso jadi kunci solidnya pertahanan Espanyol dibawah asuhan Rubi, pelatih Espanyol saat itu. Hermoso dijual ke Atletico Madrid dengan harga 25 juta euro. Sementara di winter transfer, Espanyol kembali menjual pemain berpengalamannya, yaitu Pablo Piatti.
Espanyol memang jadi punya modal besar di awal musim kemarin. Namun pemain-pemain yang datang kualitasnya dibawah pemain yang telah mereka jual. Matias Vargas, Fernando Calero, dan Raul de Tomas kualitasnya tak sebaik Mario Hermoso dan Borja Iglesias. Apalagi, di awal musim pelatih mereka, Rubi habis kontrak dan Espanyol harus memulai musim dengan pelatih baru David Gallego.
Apesnya, Gallego hanya menjabat selama 8 pekan saja karena hanya bisa membawa Espanyol memetik 1 kemenangan dan 2 kali imbang dari 8 laga. Espanyol pun menunjuk Pablo Machin sebagai ganti Gallego. Sialnya Machin tak lebih baik, ia dipecat pada 23 Desember lalu setelah hanya membawa Espanyol menang 1 kali dan imbang 2 kali dari 10 laga.
Setelah itu, Abelardo ditunjuk jadi pelatih baru. Hasilnya cukup baik dengan membawa Espanyol menahan Barca di pertandingan pertamanya. Abelardo bertahan hingga 13 pekan La Liga sebelum akhirnya dipecat juga pada 27 Juni lalu setelah hanya mampu membuat Espanyol menang 3 kali, imbang 3 kali dan kalah 5 kali.
Terbaru, Espanyol kini dilatih Fransisco Rufete yang masih sangat minim pengalaman. Hasilnya, anak asuh Rufete kalah 4 kali beruntun dan puncaknya mereka terdegradasi dari La Liga. Mereka baru mengumpulkan 24 poin dari 35 pekan. Sisa 3 pekan, poin maksimal yang bisa mereka dapat sudah tidak akan bisa menyelamatkan tim dari zona degradasi.Â
Mulai dari menjual pemain, gagal mempetahankan Rubi, hingga bergonta-ganti pelatih menjadi drama Espanyol musim ini. Usut punya usut, ternyata rentetan drama tadi terjadi karena Espanyol sedang mengalami krisis finansial. Espanyol memang tak bisa menutupi bahwa pandemi covid-19 sudah memperparah kondisi kurang sehat di keuangan mereka.