Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Guratan Resah pada Senja

9 Januari 2025   17:11 Diperbarui: 9 Januari 2025   17:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber gambar Pixabay.com/NoName_13

Aku berhenti sejenak dan melirik ke dalam lewat pintu pagar. Tiba-tiba seorang penyapu jalan menghampiriku.

“Cari siapa, Mbak?”

“Yang punya rumah kemana ya, Bu?” tanyaku.

“Sejak bercerai minggu lalu, istrinya balik kampung. Pak Harry gak pernah terurus. Padahal mereka baru menikah 3 bulan. Dia sakit jantung dan besoknya meninggal,” jawabnya lalu pergi.

Aku diam sejenak. Kaget.

Gerbang itu tidak dikunci. Aku masuk ke dalam. Ada kepala boneka Upin di atas meja teras. Kubawa dan kutaruh di motor. Aku beranjak meninggalkan rumah kosong itu.

Sesampai di rumah, kucari, kupeluk dan kucium ibuku sambil meneteskan air mata. Belum pernah aku merasakan sedih sebenar-benarnya sedih.

Ibu kaget dan ikutan menangis.

***

Pagi ini kami sudah ada di panti jompo. Ibu ikut denganku. Kawan-kawan sudah beratraksi dengan kostum boneka masing-masing. Para lansia senang dengan kehadiran mereka. Tapi tidak dengan nenek yang bisu. Dia duduk di sudut samping TV terlihat murung dan sedih.

Aku pun berinisiatif memakai kostum boneka Upin kemudian perlahan menghampirinya. Seketika tangis sang nenek meledak. Meraung-raung dengan bahasa tubuhnya sendiri. Dipeluknya tubuhku erat. Kurasakan rasa rindu mendalam dari pelukan itu. Raut wajahnya kembali ceria dan bahagia. Dia pasti menyangka aku adalah anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun