Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Bawa Putriku Kedua Kali

3 Juli 2024   06:52 Diperbarui: 3 Juli 2024   19:33 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fika tersenyum sudah bisa bertemu dengan orang tua kandungnya. Dia juga sudah puas menuntaskan dendam pada orang-orang yang membunuh ayah angkatnya. Preman tua yang melegenda itu  telah mendidiknya menjadi seekor serigala buas dan mengajarinya tentang harga diri. Fika sudah sangat siap untuk dihukum mati.

Beberapa wartawan mengambil foto dari balik jendela. Tampak wajah cantik Fika menghadap kamera dengan senyum yang menawan di tengah kedua orang tuanya yang masih memeluk.

Walau sambil menangis hebat, pikiran suami istri itu sedang mengatur siasat bagaimana menyelamatkan putrinya dari ancaman hukuman mati. 

"Bukankah hartamu bisa membutakan mata orang yang bisa melihat?" ucap bisikan gaib ke telinga mereka.

"Barangkali ada takdir yang diselipkan malaikat di tangan orang-orang di sini,"  lanjut bisikan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun