Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Bawa Putriku Kedua Kali

3 Juli 2024   06:52 Diperbarui: 3 Juli 2024   19:33 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Sudah 10 tahun Refli dan istrinya belum juga mendapat kabar tentang keberadaan Fika. Kesedihan berangsur pulih karena disibukkan pekerjaan yang semakin berjibun. Usaha ayam potong mereka telah berkembang dengan pesat. Permintaan ayam potong setiap harinya semakin melonjak. Banyak gerai ayam chicken franchise terkenal menjadi pelanggan tetap mereka. 

Refli sudah menjadi direktur perusahaan sekarang. Dari usaha dagang menjadi perseroan terbatas adalah perjalanan penuh perjuangan dan pengorbanan. Istrinya tidak lagi aktif membantu bekerja. Dia menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di sebuah rumah bak istana dengan banyak pembantu di dalamnya.

Suatu ketika, nada getar telepon membuyarkan konsentrasi Refli saat memimpin sebuah rapat manajemen. Biasanya dia tidak mau mengangkat telepon di saat sibuk seperti itu. Namun entah kenapa hari itu serasa ada yang mendorongnya untuk menerima panggilan telepon. Padahal rapat itu tengah membahas tindakan premanisme yang sering memalak perusahaan termasuk miliknya.

"Ya, halo?"

"Mohon maaf, saya mengganggu waktunya," ucap seorang pria di telepon.

"Ya ada apa? Dengan siapa?" tanya Refli ketus.

"Apa Bapak pernah kehilangan anak perempuan?"

Saat mendengar pertanyaan itu, Refli terpaku sejenak. Dia sudah lama tidak  mendengar orang menanyakan anak perempuannya lagi. Sudah hampir 20 tahun.

Refli memberhentikan rapat sejenak dan keluar dari ruangan sambil berbicara lewat telepon.

"Baik, baik, Pak. Kita akan bertemu di cafe itu jam 4.00 sore," balas Refli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun