Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Bawa Putriku Kedua Kali

3 Juli 2024   06:52 Diperbarui: 3 Juli 2024   19:33 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refli dan istrinya diberikan waktu untuk berbincang dengan gadis itu sebelum dimasukkan ke dalam tahanan. Ada sedikit rasa takut saat mereka ingin berbicara dengannya. Keberingasan Ririn menghadapi lawan selalu terbayang di pikiran mereka.

Sedikit berbisik, Ririn berkata, " Maafin Fika, Pa, Ma."

"Hah?!"

Saat mendengar nama Fika sontak Refli dan istrinya kaget. Mereka tak pernah bercerita mengenai anak mereka yang pernah hilang kepada gadis itu.

Ririn menyeka air matanya yang menetes dengan tangan masih terborgol.

"Sebenarnya aku adalah anak yang sudah lama kalian cari. Aku juga baru tahu. Ayah yang pernah menelepon Papa itu sudah cerita  bahwa malam itu aku akan bertemu dengan orang tua kandung. Cafe adalah tempat kita bertemu pertama kali. Beliau jugalah yang memerintahkan aku untuk menjaga perusahaan Papa dan Mama dari gangguan preman lain selama ini," ungkap Fika alias Ririn.

"Lantas kenapa baru sekarang kami dikasih tahu?" tanya istri Refli sambil menitikkan air mata.

"Sebelum meninggal, ayah pernah cerita. Dulu aku adalah anak yang diculik oleh satu komplotan tapi kemudian diselamatkan oleh anak buahnya ayah. Saat perang antar geng terjadi, air keras mengenai mataku. Lama diobati sampai ke negeri seberang baru bisa pulih kembali. Namun mata sudah tak bisa melihat. Untung saja bola mata palsu ini masih bisa menghiasi wajah. Kemudian aku dibesarkan dan diajari bela diri di sana. Sebenarnya ayah sudah pernah coba menghubungi Papa lewat nomor telepon yang didapat dari tetangga namun gak pernah diangkat. Beliau mau menyampaikan kalau Fika sedang dirawat di Malaysia. Sementara waktu itu ayah sudah jadi buron jadi tak berani bertemu langsung."

"Fika...,"ucap ibunya lirih.

Tangisan Fika memancing air mata Refli untuk menetes. Hampir 20 tahun mereka menunggu kembalinya putri mereka itu. Tak ingin berpisah lagi, kedua orang tuanya memeluk erat gadis yang sekarang sudah menjadi serigala betina. Tak pernah terbayangkan mereka kalau Fika yang murah senyum sudah menjadi monster yang beringas di medan laga.

Sayangnya, kegembiraan mereka tidak akan berlangsung lama karena Fika alias Ririn terancam hukuman mati atas kejahatan yang dia lakukan bertahun-tahun. Takdir menetapkan mereka harus kehilangan putrinya untuk kedua kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun