"Kalo kalian tidak punya listrik apa bisa bisnis kalian berjalan? Kalian butuh minyak kan? Hahaha."
Semua tertawa mendengar ucapan pengusaha minyak yang menggelitik.
"Dia bagaimana? Tidak kita ajakkah untuk ikut bisnis?" tanya si insinyur sambil menunjuk lelaki di kapal.
"Tidak usah. Jiwanya penjudi. Dia jadi pelangganku saja."
Semua tertawa terbahak-bahak membahas ambisi mereka setelah tidak lagi menjadi penjudi.
Sekoci semakin menjauh dari kapal pesiar yang separuh badannya semakin tenggelam. Lelaki di kapal masih asyik saja bermain HP. Dia tetap dengan keyakinannya. Volume musik semakin dikencangkan karena taruhan judi onlinenya mulai dia naikkan. Lagu berjudul 19dreams yang dibawakan oleh Deaf Havana meramaikan suasana samudera yang sepi. Lelaki penjudi yang masih di kapal hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil mendengarkan musiknya. Dia tidak paham maknanya namun itu dapat meredakan ketegangannya saat bermain judi.
Lantunan musik terdengar sampai ke sekoci. Tiga lelaki asyik mengikuti lirik lagu sambil mengayuh dayung dengan gembira.
" Cause time ticks on, people die. I feel like I'm stuck in here left behind."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H