"Hei, kapal ini tidak akan tenggelam. Kalian percayalah padaku. Aku sedang menghubungi kapal penyelamat untuk datang ke samudera ini. Kalau kalian tidak percaya, ayo kita bertaruh," ujarnya dengan nada keras.
Ketiga temannya tidak mengacuhkan apa yang dia bicarakan. Semua mengikuti langkah si insinyur menuruni tangga menuju ruang mesin kapal. Mereka meninggalkan lelaki yang masih berbaring santai itu.
Sudah 30 menit berada di ruang mesin, si insinyur menganalisa tingkat kerusakan dan menyimpulkan sulit untuk memperbaiki kebocoran walaupun menggunakan las.
"Kita harus segera meninggalkan kapal ini. Kurang dari 1 jam kapal ini pasti akan tenggelam," ujar si insinyur yang segera menurunkan sekoci dibantu teman-temannya.
Perlahan tali berhasil menurunkan sekoci ke permukaan laut. Kapal mulai terlihat miring. Beberapa meja dan kursi berpindah mengikuti arah kemiringan. Mereka bertiga selanjutnya menuruni tangga kapal. Satu per satu melompat ke dalam sekoci dengan perasaan sedikit lega. Mereka tak henti-hentinya mengajak penjudi yang masih bertahan di atas kapal yang mulai makin oleng itu. Namun dia tak menggubrisnya.
"Kenapa kalian tidak mau bertaruh denganku kalau kalian yakin kapal ini akan tenggelam sebelum kapal penyelamat datang?" teriak lelaki di kapal.
Lagi dan lagi tidak ada yang menggubrisnya. Semua siap-siap dengan dayungnya. Saat akan beranjak menjauh dari kapal, si penjudi yang berniat menjadi bandar judi pun berdiri.
"Nanti kalau kita sudah selamat, ayo kita kerjasama bisnis," ajaknya pada si insinyur.
 "Ya, boleh. Aku akan menyediakan internet yang terbaik untuk usaha judimu."
"Kalian harus ajak aku," timpal si pengusaha minyak tak ingin ketinggalan.
"Apa yang bisa kau lakukan?"