Baru saja melangkahkan kaki menuju tangga, tiba-tiba kaki Yueyin keram dan kaku. Badannya terlanjur maju dan akhirnya dia jatuh berguling.
"Arrrkh...," teriak Yueyin.
"Brak...."Â
Yueyin tergeletak di lantai dengan kepala berlumur darah.
Tak ada orang lain disana selain mereka berdua. Zishu tersenyum melihat kejadian itu karena puas apa yang dia harapkan terjadi.
Tiba-tiba entah darimana, hadir sesosok wanita berpakaian merah zaman dinasti di samping tubuh Yueyin. Sosok itu menari sambil berkeliling dengan telapak kaki kecil dan sepatu teratainya. Zishu berlari ke dalam kamar dan mencari sepatu yang pernah dia terima dari si kakek. Herannya sepatu di atas lemari yang dia taruh tidak ada. Dia kembali lagi ke tangga namun sosok itu sudah pergi. Saat berbalik ke kamar, dia kaget sosok wanita itu sudah berada di sampingnya.
"Permohonanmu sudah terkabul. Cari orang lain dan bentuk jari kakinya sepertiku !" kata sosok wanita itu.
Zishu terpaku ketakutan. Matanya melihat ke atas lemari dan sepatu itu sudah ada di sana lagi. Seketika Zishu pun pingsan.
***
Proses kremasi jenazah Yueyin sedang berlangsung. Â Kedua orang tuanya masih terpukul dengan kepergian putri kandung mereka. Zishu memang tak nampak sedih tapi dia ketakutan dengan roh jahat yang mengikutinya sejak menyimpan sepatu teratai itu. Apalagi, Zishu belum menunaikan perintah roh penunggu sepatu.
Hari demi hari Zishu merasakan ada yang janggal pada jari-jari kakinya. Setiap hari satu jari melipat ke bawah seperti patah. Sudah dua jari kaki yang dia rasakan sakit luar biasa setiap bangun pagi. Dia sadar kalau ini ada hubungannya dengan perintah wanita bangsawan itu padanya.