line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Aku
pun terdiam menatap itu. Bayanganku, aku ingin sekali memegang dua gunung yang
terbungkus dengan sebuah BH pink itu. Kau sudah benar-benar setengah
telanjang di depanku. Lalu kau berdiri dan mencoba membuka resleting celanamu
tepat di mukaku. Birahiku pun semakin membara.
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Malam
itu, Dewi benar-benar gila. Aku memang terbiasa berpelukan dan berciuman
dengannya. Tapi tidak dengan satu ini. Aku tidak ingin melakukan sebelum kami
memang benar-benar halal. Tapi dewi tetap memaksaku. Dia sudah tinggal
menyisakan penutup kemaluan dan budah dadanya, tepat di hadapanku dan
memelukku.
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Mungkin
memang begini tingkah wanita yang biasa terlanjur putus cinta. Menyerahkan
segalanya dengan harga murah, termasuk bagi mahkotanya yang paling berharga.
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Namun,
hati kecilku berkata sebaliknya. Ini sebuah tindakan bodoh yang akan merusak
karirku ke depan bahkan selamanya. Aku segera melepas pelukanmu. Sembari
menutupi mataku, kuperintah kau memakai pakaianmu kembali, semua.
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Hei
wi, sadar wi. Kau tak harus menjual dirimu semurah ini kepadaku. Kita akan
melakukan ini setelah kita benar-benar halal.”
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Yaudah,
aku akan mendatangi orang tuamu sekarang. Aku akan menerima apapun
konsekwensinya oke,” ucapku sambil kupegang kedua pundaknya.
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Kau justru
terus memunduk dan menangis. Aku membantumu memakaikan kembali pakaianmu. Aku
sempat ingin meraba-raba sedikit saja payudaramu, tapi untungnya, aku tetap
bisa mengendalikan serta menahan agar itu tidak terjadi.
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Bahkan,
kau sudah berani berkata, akan menjadi seorang pelacur jika memang tak bisa
menikah denganku. Itu karena kau sangat tidak ingin kehilanganku. Begitupun
aku.
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Kau
cukup tinggal di sini. Doakan aku ya, Sayang,” ucapku sembari mengusap air
matanya yang mulai kering. Dia pun sudah memakai lengkap pakaiannya.
mso-ascii-theme-font:major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:
major-bidi">***
line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Tok,
tok tok.”