Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas": Peraih Golden Leopard 74th Locarno Film Festival

3 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 3 Desember 2021   12:04 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Imdb.com | Ilustrasi Poster dari Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Film Indonesia sudah semakin membaik dan banyak menorehkan beberapa prestasi yang membanggakan, baik dari sineas pembuat film hingga para aktor dan Aktrisnya bisa mendunia dengan sebuah karya.  

Kemarin saya meluangkan waktu untuk menonton sebuah karya dari sang sutradara Edwin yang menvisualisasikan sebuah karya novel dari penulis terkenal yaitu Eka Kurniawan. Film ini memiliki judul yang sama dengan novel yang diadaptasi yaitu Film Seperti Dendam, Rindu Harus DIbayar Tuntas.

Film ini diproduksi langsung oleh Palari Film yang menggaet sutradara hebat Edwin dengan bantuan penulis skrnario oleh Eka Kurniawan sebagai pemiliki karya novel yang kisah dalam bukunya diangkat ke layar lebar. 

Film ini dibintangi oleh pemain muda dan artis enior yang paling terkenal dalam dunia seni peran, sebut saja Ladya Cheryl, Marthino Lio, Reza Rahardian, Ratu Felisha, Sal Priadi, Kevi Ardillova, Djena Maesa Ayu, Lukman Sardi, Christine Hakim dan masih banyak lagi.

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas memiliki durasi 115 menit dengan genre Drama, Romance dan Action. Film ini berkategori 17+ alias untuk dewasa tapi walau sudah dibuat kategori umurnya yang nonton segitu tetap masih saja ada yang berumur dibawah itu menonton film ini di dalam bioskop hehehehehe tidak disaranakan untuk anak-anak atau remaja menonton film ini, karena film ini sangat dewasa dan banyak adegan yang menggenaskan.

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas menceritakan tentang Ajo Kawir (Marthino Lio) , seorang jagoan dari sebuah desa bernama Bojo Soang yang tidak takut mati. 

Hasratnya yang besar untuk bertarung didorong oleh sebuah rahasia (Ia Impoten). Ketika berhadapan dengan seorang petarung perempuan tangguh bernama Iteung (Ladya Cheryl). Ajo babak belur hingga jatuh bangun dan ia merasakan jatuh cinta.

Sumber foto: Republika.co.id | Ilustrasi Iteung dan Ajo bermain gitar bersama setelah menikah
Sumber foto: Republika.co.id | Ilustrasi Iteung dan Ajo bermain gitar bersama setelah menikah

Akankah hubungan Ajo Kawir dan Iteung hidup bahagia dengan kekurangan yang dimilikinya ? bisakah ia berdamai dengan keadaaan yang ada dalam dirinya. 

Semua pertanyaan itu sungguh membuat takjub ketika mengikuti setiap alur cerita yang di tampilkan oleh sang sutradara bersama Eka Kurniawan dalam mengembangkan alur cerita yang diadaptasi dari sebuah karya novel yang luar biasa dan laku keras serta dikenal dengan baik oleh apra penggiat literasi sastra di Indonesia.

Plot cerita yang menarik dengan mengangkat sebuah isu seksualitas dari seorang laki-laki dengan menggunakan bahasa yang baku dari setiap dialog dari para aktor dan aktris yang bermain dalam film ini. 

Eka Kurniawan sangat piawai dalam membuat sebuah kalimat yang sensitive dan dianggap masih tabu untuk diperbincangan oleh kalangan masyarakat kita di Indonesia, tapi bukan Eka Kurniawan jika ia tidak bisa mengemas dengan gaya bahasa yang sopan tapi masih memiliki sifat kekinian dan releated dengan kehidupan di sekitar kita.

Plot twist dalam cerita ini sungguh diluar ekspetasi para penontonnya. Saya mengira film ini akan dibawa yang sesuai dengan pemikiran saya ternyata ada sebuah bagian scene yang penting dan menajdi benang merah dalam isi cerita serta konflik di dalam setiap pemain. Jangan lengah dengan setiap scene yang ditampilkan dalam film ini, ikuti dan perhatikan setiap dialog dan isi cerita yang dimainkan oleh pemeran film ini. 

Ada satu plot twist yang membuat kita bingung sendiri dan berfikir "Kok Bisa ya ?" tapi itu sebuah poin penting dalam film ini, saya yakin kalian juga merasakan hal yang sama dengan saya ketika menonton film ini hingga selesai.

Dari melihat tampilan poster Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sudah bisa ditebak bagaiman visual dan sinematografi dari film ini. Ternyata film ini sangat berani dalam mengambil style pada tahun 80-an sehingga bisa membawa para penonton melihat nuansa lawas tapi dikemas dengan sinema modern. 

Ini merupakan sebuah kombinasi yang sangat luar biasa dan kecerdasan dari sang sutradara dalam mengemas isi cerita novel sesuai dengan film yang akan di visualkan ke layar lebar. Bagi saya ini sangat juara dan keren banget untuk sinematografinya.

Untuk scoring dan music dalam film ini juga tidak kalah mahal dan keren dan kece banget untuk menemani penonton film ini di dalam bioskop. bagian yang paling saya suka ketika film ini telah usai kemudian keluarlah sebuah lagu yang menjadi Original Soundtrack dalam mendukung film ini. 

Saya sangat merasa terbuai oleh alunan music dan lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi yang belum saya kenal, ternyata setelah saya bela-belain nungguin lagu selesai sambil melihat judul soundtrack itu di list nama crew dan cast yang ditampilkan pada bagian akhir film. 

Ternyata judul lagunya adalah "Bangun, Bajingan!" yang dinyanyikan oleh Ananda Badudu feat Rubina, mereka berkolabirasi dengan Dave Lumenta dan Indra Perkasa.

Tokoh pemerean yang memainkan dalam film ini pun saya sangat suka banget dengan melihat hadirnya Ladya Cheryll dalam film baru ini, saya sangat suka dengan peran film pertama dia di Film Ada Apa Dengan Cinta sebagai Alya. Dalam film ini pun karakternya sangat kuat dan berkarakter, dibantu dengan peran Marthino Lio dan Reza Rahardian. 

Mereka cocok memerankan peran ini dengan gaya bahasa kahas zaman dahulu kala dengan kalimat yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas jadi bahan perbincangan

"Playfully and artfully pays homage to pulp revenge drama from the80's anda 90's, but as a jury we were touched by the sensitive and subversive exploration of masculinity and femininity in a violent and macho world." Eliza Hittman, Jury President Locarno Film Festival 2021

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas telah tayang perdana di sebuah Festival film bergengsi di luar negeri bernama 74th Locarno Film Festival, tidak hanya itu saja Film ini langsung memenangkan penghargaan Golden Leopard 74th Locarno Film Festival. Sontak film ini heboh jadi bahan perbincangan di dalam negeri, akrena film ini menjadi film pertama yang berhasil memenangkan penghargaan di luar bagi Indonesia.

Film ini membuat rasa penasaran oleh para pecinta film yang ada di Indonesia. Tahun ini sangat banyak film Indonesia yang sangat bagus akan tayang di seluruh bioskop Indonesia. Sebut saja seperti film Yuni, Penyalin Cahaya, dan juga termasuk salah satunya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Finally kemarin tanggal 2 perdana tayang di seluruh bioskop tapi untuk pekanbaru sendiri ternyata hanya baru tayang di Cinepolis dan CGV Transmart.

Tanpa disangka ternyata bukan saya sendiri yang penasaran dengan film ini, ternyata banyak juga yang datang dan ingin melihat film ini sampai tuntas. Perasaan yang pertama selelsai menonton film ini sungguh luar biasa, dengan otomastis saya bertepuk tangan sendiri dalam mengapresiasi film bagus ini. Saya selalu melakukan hal itu setiap ketika selesai menonton film jika merasa puas dan senang dengan semuanya.

Film ini sungguh luar biasa, saya memberikan rating dalam film ini 9/10. Saya sangat suka dengan plot twist cerita yang susah ditebak, membuat berfikir dengan alur cerita yang menimbulkan rasa penasaran bagaimana jalan cerita film ini dibawa. Tambah lagi dengan lagu soundtrack yang mengisi film ini juara banget, alanan musiknya easy listening dan vibe lawas dan suasana era 80-annya dapat banget dan pokonya speechless saya untuk menggambarkan bagusnya film ini.

Saya termasuk salah satu penggiat literasi dan pengagum karya novel sastra dari Eka Kurniawan, saya tidak menyangka bahwa aka nada sebuah produksi film yang berani mengangkt novel dari sang penulis terkenal dengan dunia sensual dan kaya akan imajinasi yang sangat luar biasa serta bisa menggambarkan sebuah kejadian atau peristiwa emnajdi nyata. 

Sebuah visual imajinasi penulis yang piawai dalam membangun emosi dan adrenalin pembacanya, setiap membaca karya beliau pasti tahu bagaimana merasakan kejeniusannya dalam merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang menggugah dan berisi makna tersirat penuh inspirasi.

Saya merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh seluruh pecinta film di Indonesia, tapi saya tidak menyarankan untuk anak-anak dan remaja yang masih duduk dibangku sekolah untuk menonton film ini karena kategori film ini termasuk dalam rate Dewasa Makanya film ini dikasi rate 17+ keatas. Saya yakin film ini tidak ada di sensor sama sekali karena isi ceritanya unik dan menarik untuk disimak serta beda dari cerita film yang lain.

Film ini sudah bisa di saksikan diseluruh bioskop-bioskop tanah air Indonesia. Dukung terus dunia perfilman karya anak bangsa, siapa lagi yang akan mencintai dan menghargai karya anak bangsa selain kita seluruh rakyat Indonesia. Film ini recommended dan jika da pembaca kompasiana yang memiliki pendapat yang berbeda dengan saya, atau memiliki tambahan pengalaman bisa ditulis apda kolom komentar ya.

Semangat terus untuk memajukan dunia eprfilman Indonesia, salam inspirasi

03 Desember 2021


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun